REPRESENTASI MOURNING DAN MELANCHOLIA DALAM ALIH WAHANA NOVEL SURAT DARI KEMATIAN KARYA ADHAM T. FUSAMA KE DALAM FILM

• Main Author: Rafni Rizqi Amelia, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2023-08-28.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/104065/1/S_IND_1903129_Title.pdf; http://repository.upi.edu/104065/2/S_IND_1903129_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/104065/3/S_IND_1903129_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/104065/4/S_IND_1903129_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/104065/5/S_IND_1903129_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/104065/6/S_IND_1903129_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/104065/7/S_IND_1903129_Appendix.pdf
• Keywords: PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania

ABSTRAK Alih wahana novel ke dalam film semakin marak dilakukan, terlebih novel-novel dari Wattpad yang sebelumnya telah dibaca lebih dari satu juta kali. Salah satu dari novel Wattpad yang dialihwahanakan menjadi film adalah novel Surat dari Kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah utama dalam penelitian, yaitu: (1) struktur naratif novel dan film Surat dari Kematian, (2) konsep psikoanalisis mourning dan melancholia direpresentasikan dalam alih wahana novel Surat dari Kematian ke dalam film, dan (3) persamaan dan perbedaan representasi mourning dan melancholia yang terdapat dalam novel Surat dari Kematian dengan yang terdapat pada film Surat dari Kematian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis komparatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif (struktural) dan psikologis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa novel dan film Surat dari Kematian memiliki 2 aktan pokok dan 1 aktan utama. Tokoh dalam novel Surat dari Kematian sebanyak 26 tokoh, sedangkan di dalam film Surat dari Kematian mengalami penciutan menjadi 18 tokoh. Latar tempat dalam novel Surat dari Kematian sebanyak 23, sedangkan film sebanyak 16, latar tempat mengalami penciutan. Latar waktu dalam novel sebanyak 4 latar dan waktu penceritaan berhari-hari sampai bertahun-tahun, sedangkan film hanya 2 latar waktu dan waktu penceritaan selama berhari-hari. Latar sosial budaya novel menggambarkan kehidupan mahasiswa di lingkungan masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta, sedangkan dalam film menggambarkan kehidupan mahasiswa di lingkungan masyarakat Jawa. Alih wahana novel Surat dari Kematian ke dalam film mengalami translasi tradisional. Kemudian, representasi mourning dan melancholia ditemukan dalam novel dan film. ABSTRACT Transfers of novels into films is increasingly being carried out, especially the novels from Wattpad which have previously been read more than a million times. One of Wattpad's novels that was turned into a film is the novel Surat dari Kematian. This study aims to describe the main problems in the study, namely: (1) the narrative structure of the novel and the film Surat dari Kematian, (2) the psychoanalytic concepts of mourning and melancholia are represented in the transfer of the novel Surat dari Kematian into the film, and (3) the similarities and the representation of grief and melancholia contained in the novel Surat dari Kematian with the difference found in the film Surat dari Kematian. This study uses a descriptive comparative analysis method. The approach used in this study is objective (structural) and psychological. The research findings show that the novel and film Surat dari Kematian have 2 main actan and 1 primary actan. There are 26 characters in the novel Surat dari Kematian, while in the film Surat dari Kematian, it has shrunk to 18 characters. There are 23 places in the novel, Surat dari Kematian, while there are 16 in the film, where the settings are shrinking. The time setting in the novel is 4 times and the story time is from days to years, while the film only has 2 time settings and the story time is only days. The socio-cultural setting novel depicts student life in Javanese society, especially Yogyakarta, while the film depicts student life in Javanese society. The transfer of the novel Surat dari Kematian into film has experienced traditional translation. Then, representations of mourning and melancholia are found in novels.