PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS X SMA NEGERI 5 CIMAHI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penyajian materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih pada tingkat hapalan, pemahaman dan aplikasi serta kurang mengembangkan pemikiran yang lebih tinggi yakni analisis, sintesis dan evaluasi. Hal ini mengakibatkan kemampuan berpikir kritis rendah, kurangnya ke...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Tini Kartini, - (Author)
Format: Book
Published: 2010-06-29.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penyajian materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih pada tingkat hapalan, pemahaman dan aplikasi serta kurang mengembangkan pemikiran yang lebih tinggi yakni analisis, sintesis dan evaluasi. Hal ini mengakibatkan kemampuan berpikir kritis rendah, kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, serta minat dan motivasi belajar siswa juga menjadi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan metode pemecahan masalah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, melihat kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui metode pemecahan masalah, mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam melaksanakan metode pemecahan masalah dan upaya penanggulangan kendala-kendala tersebut. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, catatan lapangan, angket dan tes. Lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 5 Cimahi. Sedangkan subjek penelitian adalah guru PKn dan siswa kelas X-4 tahun ajaran 2009/2010. Hasil Penelitian sebagai berikut: (1) pelaksanaan metode pemecahan masalah dengan langkah-langkah: merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, penarikan kesimpulan dan Perumusan alternatif pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dilihat dari mengajukan dan menjawab pertanyaan sudah baik, merumuskan hipotesis, merumuskan alternatif pemecahan masalah sudah baik serta keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok sangat baik; (2) Indikator-indikatornya kemampuan berpikir kritis yaitu: merumuskan masalah meningkat sebesar 16%, mencari alternatif solusi meningkat 11,2%, menarik kesimpulan dari suatu permasalahan meningkat 5%, mengemukakan pertanyaan meningkat 6%, mengemukakan pendapat meningkat 19,7%, mencari jawaban yang jelas dari sutau pertanyaan meningkat 9,6%, menyanggah pendapat orang lain meningkat 13,7%, menerima saran dari orang lain meningkat 15,7%, aktif di kelas meningkat 13,5% dan bekerja sama dalam dsikusi meningkat 16,4%. Kemampuan berpikir kritis siswa meliputi tiga aspek kompetensi yaitu civic knowledge, civic skill dan civic disposition. Civic Knowledge pada tindakan I yaitu mengetahui bagaimana sistem politik Indonesia. Tindakan II mengetahui perbedaan sistem politik Indonesia dengan sistem politik liberal dan komunis. Pada tindakan III mengetahui perilaku politik yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Civic Skill yang terbentuk pada tindakan I, II dan III siswa terbiasa berprilaku yang sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat dan dapat melakukan penelitian terhadap masalah-masalah sosial. Civic disposition yang terbentuk dari ketiga tindakan di kelas X-4 yaitu timbulnya rasa prihatin terhadap orang yang berlaku tidak sesuai dengan peraturan karena merugikan kepentingan bersama; (3) Kendala yang dihadapi antar lain: (a) guru terpaku pada metode Ceramah; (b) guru merasa siswa kurang peka terhadap berbagai peristiwa; (c) persepsi guru bahwa siswa kelas X-4 lambat dalam berpikir; (d) guru mengalami kesulitan untuk mengkondisikan siswa; (e) sulitnya guru dalam merumuskan masalah-masalah aktual; (f) guru mengalami kesulitan dalam memberikan layanan pembelajaran; (g) sarana dan prasarana sekolah yang kurang menunjang (4) Upaya-upaya yang dilakukan guru diantaranya: (a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran perlu disusun dengan baik dan matang; (b) bahan ajar hendaknya mengangkat masalah atau kasus yang aktual; (c) membangun suasana kelas yang kondusif; (d) guru berusaha memahami dan mendalami langkah-langkah pembelajaran metode pemecahan masalah; dan (e) Guru tidak berprasangka atau memandang rendah terhadap potensi siswa.
Item Description:http://repository.upi.edu/104259/1/s_pkn_0605648_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/104259/2/s_pkn_0605648_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/104259/3/2s_pkn_0605648_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/104259/4/s_pkn_0605648_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/104259/5/s_pkn_0605648_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/104259/6/s_pkn_0605648_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/104259/7/s_pkn_0605648_bibliografy.pdf