TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKATN TENTANG PARTAI POLITIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU POLITIK DALAM PEMILU (STUDI PADA MASYARAKAT DESA MARGAHURIP KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN BANDUNG)

Gempabumi Tasikmalaya yang terjadi pada tanggal 2 September 2009 telah memluluhlantahkan sebagian besar wilayah Jawa Barat khususnya kecamatan Cikelet yang berada di pesisir selatan. Penyebab utama gempabumi tektonik tersebut adalah zone tumbukan antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang memben...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Rudi Rachadian Somantri, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-10-31.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Gempabumi Tasikmalaya yang terjadi pada tanggal 2 September 2009 telah memluluhlantahkan sebagian besar wilayah Jawa Barat khususnya kecamatan Cikelet yang berada di pesisir selatan. Penyebab utama gempabumi tektonik tersebut adalah zone tumbukan antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang membentang dari pantai barat pulau Sumatra hingga pantai selatan pulau Jawa. Akibat yang ditimbulkannya adalah adanya kerusakan pada bangunan mulai dari rumah hingga fasilitas sosial serta korban jiwa. Kemampuan manusia yang terbatas menjadikan prediksi tentang kapan akan terjadinya gempabumi belum bisa dilakukan. Satu-satunya cara saat ini adalah mengurangi dampak yang disebabkan oleh gempa. Dalam upaya mengurangi resiko bencana gempabumi, salah satu komponen yang dilakukan adalah melakukan penilaian (assessment) dan pengukuran (measurement) pada aspek kerawanan di suatu wilayah. Metode yang digunakan dalam menentukan suatu tingkat kerawanan wilayah bermacam-macam. Untuk hal ini penulis menggunakan metode deskriptif (descriptive) yang dinilai sesuai dengan topik dan kemampuan penulis sendiri. Lokasi studi kasus yang dilakukan dalam penelitian ini berada di kecamatan Cikelet, kabupaten Garut. Data yang digunakan untuk menunjang kualitas penelitian yaitu data primer dan sekunder. Kedua data tersebut didapat dari obeservasi lapangan, studi literatur dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menggolongkan tingkat kerusakan bangunan ke dalam tiga klasifikasi. Rusak ringan yaitu rumah atau bangunan yang mengalami kerusakan tidak berarti dalam komponen struktural maupun non-strukturalnya. Rusak sedang yaitu rumah yang terjadi kerusakan pada komponen non-struktural tetapi komponen strukturalnya tidak mengalami kerusakan. Rusak berat yakni bangunan yang komponen struktur maupun non-strukturnya mengalami kerusakan yang berarti dan dapat dikategorikan roboh. Dari data kerusakan tersebut dianalisis faktor yang mempengaruhinya seperti kondisi litologi kawasan yang sebagian besar batuan berumur tersier, pengaruh adanya sesar disekitar kawasan penelitian, kondisi kemiringinan lereng dan geomorfologi, dan parameter intensitas gempabumi dengan cara menggabungkan intensitas yang diperoleh dari hasil perhitungan percepatan gempabumi dengan sejarah intensitas gempabumi merusak di Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerusakan bangunan yang terkonsentrasi di wilayah tenggara selaras dengan dengan faktor kerawan yang mempengaruhinya. Saran yang diberikan oleh penulis adalah pembangunan suatu bangunan baru yang akan didirikan hendaknya mengikuti aturan building codes yang sesuai dengan nilai kerawanan yang telah diukur.
Item Description:http://repository.upi.edu/104772/1/s_pkn_0605595_table-of-contents.pdf
http://repository.upi.edu/104772/2/s_pkn_0605595_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/104772/3/s_pkn_0605595_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/104772/4/s_pkn_0605595_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/104772/5/s_pkn_0605595_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/104772/6/s_pkn_0605595_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/104772/7/s_pkn_0605595_bibliography.pdf