PERKEMBANGAN INDUSTRI KONVEKSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKATDESA BABAKAN PEUTEUY KABUPATEN BANDUNG: Kajian Historis 1995-2008

• Main Author: Eka Puspita Rosdiana, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2011-08-26.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/104802/1/s_sej_040022_table_of_content.pdf; http://repository.upi.edu/104802/2/s_sej_040022_chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/104802/3/s_sej_040022_chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/104802/4/s_sej_040022_chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/104802/5/s_sej_040022_chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/104802/6/s_sej_040022_chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/104802/7/s_sej_040022_bibliography.pdf
• Keywords: L Education (General)

Skripsi ini berjudul Perkembangan Industri Konveksi dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Babakan Peuteuy Kabupaten Bandung (Kajian Historis 1995-2008). Permasalahan pokok dari penelitian ini adalah bagaimana industri Industri Konveksi dapat tetap bertahan di Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan pada penelitiaan ini adalah metode Sejarah dengan pendekatan interdisipliner yaitu menggunakan disiplin ilmu Sosiologi dan Ekonomi. Dalam metode sejarah terdapat empat tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Teknik yang digunakan untuk penelitian skripsi ini yaitu menggunakan teknik studi kepustakaan dan wawancara. Industri konveksi di Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung muncul pada tahun 1993 yang dibawa oleh pendatang kemudian pada tahun 1995 mulai muncullah pengusaha konveksi dari penduduk asli Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, munculnya industri tersebut didorong oleh adanya keinginan untuk meningkatkan taraf perekonomian keluarga. Pada saat itu proses serta cara yang digunakan dalam membuat kerudung dilakukan oleh keluarga pengusaha. Sekitar tahun 1998, seiring dengan terjadinya krisis ekonomi industri kerudungpun terkena imbasnya. Hal tersebut menyebabkan penurunan jumlah hasil produksi yang dikarenakan harga bahan baku mengalami kenaikan dan menjadi langka. Meskipun demikian, para pengusaha mampu untuk mensiasatinya dengan mengganti bahan baku kain yang biasanya menggunakan kain Spandek Sutera dengan kain Higet atau PE selain itu pengusaha juga mengurangi jumlah hiasan payet atau bordir pada kerudung agar harga bisa di tekan tetapi kualitas tetap terjaga sehingga usaha mereka mampu bertahan. Industri konveksi di Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung mengalami perkembangan yang cukup baik pada tahun 2000-an, seiring dengan dijadikannya kerudung sebagai asesoris bagi wanita, pada masa itu wanita tidak hanya memakai kerudung untuk menutup aurat saja tetapi juga sebagai trend dan berbagai variasi kerudung yang semakin beragam. Hal tersebut juga tidak terlepas dari jiwa kreatifitas para pengusaha konveksi. Pada awal tahun 2003, industri konveksi di Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung mulai membangun kembali eksistensinya. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah unit usaha konveksi dan jumlah produksi kerudung yang dihasilkan. Keberadaan industri konveksi di Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung memberikan kontribusi terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat khususnya yang terlibat langsung dalam industri konveksi. Industri konveksi ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat khususnya ibu rumah tangga yang kini bisa menambah penghasilan keluarga. Perubahan dalam kehidupan ekonomi dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan para pengusaha dan pekerja yang cenderung mengalami kemajuan. Keberadaan Industri konveksi membawa pengaruh baik bagi pekerja maupun masyarakat sekitar terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan sebagai sumber mata pencaharian hidupnya.