TRADISI BUDAYA "NGALAKSA" PADA MASYARAKAT RANCAKALONG KABUPATEN SUMEDANG: Studi Naturalistik tentangNilai-nilai Budaya Sebagai Upaya Pengembangan Pendidikan Umum

Menurut pendekatan naturalistik, hasil penelitian ini terungkap bahwa tradisi ngalaksa mempunyai sirtem nilai yang dapat mengilustrasikan jiwa dan kepribadian masyarakat Rancakalong Sumedang. Dimana sistem nilai yang dianut dan diyakini masyarakat dalam tradisi ngalaksa bersifat dualisnie yang kontr...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Arifin (Author)
Format: Book
Published: 2013-08-28.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_1049
042 |a dc 
100 1 0 |a Arifin,   |e author 
245 0 0 |a TRADISI BUDAYA "NGALAKSA" PADA MASYARAKAT RANCAKALONG KABUPATEN SUMEDANG: Studi Naturalistik tentangNilai-nilai Budaya Sebagai Upaya Pengembangan Pendidikan Umum 
260 |c 2013-08-28. 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/1/T_PU_979632_Title.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/2/T_PU_979632_Abstract.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/3/T_PU_979632_Table_Of_Content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/4/T_PU_979632_Chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/5/T_PU_979632_Chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/6/T_PU_979632_Chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/7/T_PU_979632_Chapter4.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/8/T_PU_979632_Chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/9/T_PU_979632_Bibliography.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/1049/10/T_PU_979632_Appendix.pdf 
520 |a Menurut pendekatan naturalistik, hasil penelitian ini terungkap bahwa tradisi ngalaksa mempunyai sirtem nilai yang dapat mengilustrasikan jiwa dan kepribadian masyarakat Rancakalong Sumedang. Dimana sistem nilai yang dianut dan diyakini masyarakat dalam tradisi ngalaksa bersifat dualisnie yang kontradiktif, disatii rid berkeutbang nilai yang bersifat positif, yaitu nilai kebersamaan (gotong-royong), nilai kesefiakawanan sosial, nilai keketnargaan, nilai musyawarah (deniokrari), nilai persatuan dan kesatuan, nilai toleransi dan nilai keadflan. Sedangkan di sisi lain mengandung nflai yang negatif yaitu nflai yang bcrnuansa syirik. Untuk memperjdas penyampaian laporan ini, digunakan kerangka sistem nflai menurut Kluckholtn, dimana Khickhohn dalam mengkaji nflai budaya berorientasi pada hakekat hidup, hakekat karya, persepsi tentang waktu, hakekat hubungan dengan alam dan hakekat hnbungan antar manusia. Memjuk pada kerangka sistem nflai menurut Spranger, inaka nflai-nflai yang berkembang adalah nflai pengetahuan, nflai ekonomi nilai sosial, nflai politik, dan nflai reKgi, merujuk pada kerangka nflai sfetem nflai mennrot Philip H. Phenix, makna symbolics, empirics, esthetics, synoetics, ethics dan makna synoptics. Sedangkan bila merujuk pada kerangka sistem nilai nilai dasar dari Pancasfla, maka nilai yang berkembang adalah nflaikemanosian, nflai persatuan, nflai kerakyatan dannflai keadflan. Ada beberapa faktor yang mempenganihi dianut dan diyakininya nflai-nflai tersebut, antara lain faktor yang berasal dari ; (1) kemarga, yaitu rendahnya petnbinaan nflai-nflai agama, pola pendidikan kcluarga dan sistem sosial ekonomi yang membentnknya. (2) pendidikan, yaitu tingkatan pendidikan (wawasan dan pengetahuan), pemahaman terhadap nflai budaya, dan proses bdajar-mengajar (mulok). (3) masyarakat, sistem nflai yang dianut, pengalaman dan kebiasaan, serta kepercayaan yang diyakininya. (4) pemerintah, kebijakan baflc secara formal maupun informal, pola petnbinaan dan pola kerjasama antara pemerintah dengan panitia pelaksana upacara. Dengan menyimak beberapa basil penelitian tersebut diatas, maka akhimya peuulis merekontendasi tentang upaya pemecahan masalah dari tradisi ngalaksa adalah sebagai berikut: 1. Untuk menekan atau menghilangkan pengaruh penyimpangan aqidah dalam pdaksanaan tradisi ngalaksa, maka : a. Departemen Agama hendaknya lebfli mengoptimalkan peranannya baik secara kuaiitas maupun secara koantitas kegiatan pembinaan umat mdalui tabligh (da*wah) yang misi dan esensinya berisi pdurusan-pdurusan tradisi ngalaksa difihat dari sudut pandang agama Islam yang dianut penduduk. b. Pemerintah tidak hanya mahnat tradisi ini hanya sebagai asset pariwisata atau tempat mengenalkan budaya semata-mata, mdainkan harus disertai dengan rasa tanggung jawab moral dalam pembinaan terhadap masyarakat, sdungga nilai-nilai positif yang terkandung dalam tradisi ini dapat dipahami danditerima olehmasyarakat tanpa mengurangi keberagaman. c. Pihak penydenggara yang terdiri dari tokoh-tokoh (sesepuh) dengan pfliak pemerintah hendaknya lebih membuka diri berdialog dengan alim ulama dan para cendik cendikiawan untuk turut terfibat dalam memberikan pembinaan kepada masyarakat. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/1049/ 
856 |u https://repository.upi.edu/1049  |z Link Metadata