KEHIDUPAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) ASAL INDRAMAYU DI SARITEM TAHUN 1960-1998: SUATU KAJIAN SOSIAL-BUDAYA DAN EKONOMI)

Skripsi ini berjudul "Kehidupan PSK Asal Indramayu di Saritem Tahun 1960-1998 (Suatu Kajian Sosial-Budaya dan Ekonomi)". Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai keterlibatan PSK asal Indramayu dalam aktivitas prostitusi di Saritem yang terkait dengan kondisi sosial-buda...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Asih Lestari, - (Author)
Format: Book
Published: 2010-08-01.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Skripsi ini berjudul "Kehidupan PSK Asal Indramayu di Saritem Tahun 1960-1998 (Suatu Kajian Sosial-Budaya dan Ekonomi)". Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai keterlibatan PSK asal Indramayu dalam aktivitas prostitusi di Saritem yang terkait dengan kondisi sosial-budaya dan ekonomi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indramayu, khususnya di daerah-daerah yang merupakan pemasok pekerja seks komersial seperti di beberapa desa di daerah Indramayu Barat dan Timur serta pengaruhnya terhadap kehidupan keluarga PSK asal Indramayu tersebut serta bagi para pelaku prostitusi lainnya, diantaranya germo/mucikari, calo dan penyewa kamar di Saritem antara tahun 1960-1998. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, yang meliputi beberapa tahap penelitian diantaranya tahap pralapangan yang merupakan tahap persiapan peneliti sebelum terjun ke lapangan, termasuk di dalamnya meliputi pekerjaan menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, dan lain-lain. Tahap lain yang dilakukan adalah tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data. Untuk lebih memahami permasalahan yang dikaji, maka peneliti menggunakan beberapa konsep yang relevan melalui pendekatan ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi dan ekonomi untuk memperdalam analisis fakta. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti sangat tergantung pada penggunaan sejarah lisan (oral history) melalui teknik wawancara. Hal ini dilakukan karena terbatasnya sumber tertulis untuk mengkaji permasalahan diatas.Keterlibatan PSK asal Indramayu dalam aktivitas prostitusi di Saritem ini merupakan suatu hal yang sangat kompleks dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan para PSK asal Indramayu tersebut secara bersamaan. Diantara beberapa faktor tersebut, faktor ekonomi dan faktor sosial-budaya merupakan dua faktor yang paling dominan. Sebagian besar orangtua para PSK asal Indramayu tersebut berprofesi sebagai petani dan buruh tani yang tidak memiliki tanah, pendapatan yang mereka terima pun sangat minim, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok kelurga mereka. Namun, faktor ekonomi tidak dapat dijadikan satu-satunya alasan banyaknya wanita asal Indramayu yang menjadi PSK, faktor mentalitas masyarakat yang berlangsung turun-temurun sebagai akibat dari masuknya nilai-nilai perkotaan dapat menjadi faktor penunjang lainnya, mengingat Indramayu merupakan daerah yang dilalui jalur Pantura sehingga pertukaran budaya lebih mudah terjadi. Adanya anggapan-anggapan tertentu yang dianut sebagian masyarakat Indramayu, seperti anggapan bahwa menjadi PSK adalah sebuah pekerjaan yang lazim dilakukan, turut mempengaruhi tindakan wanita-wanita asal Indramayu untuk terjun ke dalam dunia prostitusi. Pengaruh lain yang turut mempengaruhi perkembangan prostitusi di Indramayu adalah keinginan sebagian masyarakatnya untuk mendapatkan penghasilan besar secara instan, disamping faktor kurangnya keimanan masyarakat. Selama kurun waktu 38 tahun antara tahun 1960-1998, aktivitas prostitusi di Saritem semakin berkembang. Seiring dengan hal tersebut, kehadiran PSK asal Indramayu di Saritem mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keberadaan mereka di Saritem turut mempengaruhi kehidupan kesejahteraan berbagai pihak, diantaranya keluarga para PSK asal Indramayu tersebut, para germo/mucikari, para calo beserta para penyewa kamar. Namun, dibalik semua itu, terdapat berbagai resiko yang harus ditanggung para PSK asal Indramayu tersebut terkait dengan pekerjaannya di Saritem, seperti rentannya mereka terhadap berbagai penyakit menular seksual (PMS) dan AIDS, belum lagi adanya berbagai pencapan ataupun sebutan buruk yang ditujukan kepada mereka, namun, hal-hal demikian pada kenyataannya tidak menyurutkan niat mereka untuk tetap bekerja sebagai PSK di Saritem.
Item Description:http://repository.upi.edu/105206/4/s_sej_023788_bab_i.pdf
http://repository.upi.edu/105206/5/s_sej_023788_bab_ii.pdf
http://repository.upi.edu/105206/1/s_sej_023788_bab_iii.pdf
http://repository.upi.edu/105206/3/s_sej_023788_bab_v.pdf
http://repository.upi.edu/105206/2/s_sej_023788_bibliography.pdf