RITUAL KAWIN CAI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATANJALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN

Salah satu tradisi yang kini masih dipertahankan keberadaannya dan bertarung dengan arus globalisasi serta budaya Barat adalah ritual Kawin Cai yang terdapat di Desa Babakanmulya, Kabupaten Kuningan. Tradisi ini awalnya dilakukan pada zaman kerajaan Prabu Siliwangi untuk mengatasi kekeringan yang te...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nisa Eka Prasinta, - (Author)
Format: Book
Published: 2012-10.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_113427
042 |a dc 
100 1 0 |a Nisa Eka Prasinta, -  |e author 
245 0 0 |a RITUAL KAWIN CAI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATANJALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN 
260 |c 2012-10. 
500 |a http://repository.upi.edu/113427/1/S_STR_0804626_Title.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113427/2/S_STR_0804626_Chapter%201.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113427/3/S_STR_0804626_Chapter%202.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113427/4/S_STR_0804626_Chapter%203.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113427/5/S_STR_0804626_Chapter%204.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113427/6/S_STR_0804626_Chapter%205.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113427/7/S_STR_0804626_Appendix.pdf 
520 |a Salah satu tradisi yang kini masih dipertahankan keberadaannya dan bertarung dengan arus globalisasi serta budaya Barat adalah ritual Kawin Cai yang terdapat di Desa Babakanmulya, Kabupaten Kuningan. Tradisi ini awalnya dilakukan pada zaman kerajaan Prabu Siliwangi untuk mengatasi kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. Hingga kini tradisi tersebut masih dipertahankan dan dilaksanakan sekali dalam setiap tahunnya. Penelitian ini mengkaji beberapa masalah, di antaranya latar belakang terciptanya ritual Kawin Cai, makna ritual Kawin Cai, dan proses berlangsungnya ritual Kawin Cai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriftif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Adapun lokasi penelitian terdapat di Desa Babakanmulya, dan Desa Manis Kidul, Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, ritual Kawin Cai dilakukan sejak zaman Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi sendiri merupakan tokoh pertama atau penggagas yang melakukan ritual Kawin Cai. Ritual Kawin Cai yang dilakukan oleh Prabu Siliwangi bertujuan untuk meminta turunnya hujan agar lahan persawahan, kebun dan ladang tidak mengalami kekeringan, serta masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam kebutuhan akan air sebagai sumber utama kehidupan. Makna ritual Kawin Cai bagi masyarakat Desa Babakanmulya, Kabupaten Kuningan, yakni sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah air yang berlimpah sebagai sumber utama kehidupan manusia. Selain itu, ritual Kawin Cai bennakna sebagai upaya menghargai dan menghonnati air dengan tidak menghambur-hamburkannya. Proses ritual Kawin Cai sendiri diawali dengan mengambil air dari Balong Dalem, kemudian menuju ke Cibulan untuk mengambil air dari mata air tujuh sumur, setelah itu kembali lagi ke Balong Dalem, tepatnya di mata air Tirtayatra, kedua air dari Balong Dalem dan tujuh sumur tersebut ditumpahkan. Proses ritual Kawin Cai juga melibatkan pertunjukan kesenian, yakni tari-tarian tradisi sebagai pelengkap dari aktivitas ritual Kawin Cai. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a L Education (General) 
690 |a NX Arts in general 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/113427/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/113427  |z Link Metadata