PERAN ORANG TUA DALAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA DI SLB D YPAC BANDUNG

Setiap anak membutuhkan pendidikan, baik itu anak pada umumnya maupun anak dengan hambatan motorik (tunadaksa). Untuk itulah pendidikan menjadi hak anak yang tidak dapat dibaikan. Orang tua adalah salah satu faktor utama pendukung pemberian layanan pendidikan bagi anak tunadaksa. Peranan yang dapat...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Therik, Nelci (Author)
Format: Book
Published: 2014-02-27.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Setiap anak membutuhkan pendidikan, baik itu anak pada umumnya maupun anak dengan hambatan motorik (tunadaksa). Untuk itulah pendidikan menjadi hak anak yang tidak dapat dibaikan. Orang tua adalah salah satu faktor utama pendukung pemberian layanan pendidikan bagi anak tunadaksa. Peranan yang dapat diberikan untuk mendukung layanan pendidikan bagi anak tunadaksa dapat berupa peranan tenaga, peranan ide/gagasan, peranan keuangan, peranan benda, dan peranan waktu. Untuk mengambil peranan tentu banyak faktor yang perlu dilalui hingga akhirnya orang tua dapat terlibat aktif dalam memberikan layanan pendidikan bagi anaknya. Faktor-faktor itu antara lain faktor pengetahuan dan pemahaman akan kondisi anak, kesiapan, dan bagaimana sikap/tindakan orang tua dalam memberikan layanan pendidikan. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan bagi anggota keluarganya yang mengalami ketunadaksaan. Penelitian ini di lakukan kepada dua keluarga yang semua anaknya mengalami ketunadaksaan. Hasil penelitian diketahui bahwa keluarga pertama sangat aktif berperanan akan layanan pendidikan dari awal ketika mengetahui anaknya mengalami ketunadaksaan. Hal ini berdampak pada perkembangan anak yang terus mengalami peningkatan. Kemampuan anak mulai muncul dan terus berkembang, serta orang tua pun lebih dibantu dalam memberikan penanganan kepada anaknya. Sedangkan orang tua kedua awalnya belum berperan aktif dalam layanan pendidikan karena kurangnya pengetahuan. Namun setelah mendapatkan informasi dan sosialisasi yang baik, akhirnya keluarga ini ikut berperanan aktif dalam layanan pendidikan bagi anak tunadaksa. Dan dampaknya adalah anak yang awalnya tidak memiliki keterampilan khusus, saat mendapat layanan terjadi perubahan yaitu mereka mulai memiliki keterampilan merawat diri, kemampuan dalam kognitif, dan kemampuan bersosialisasi. Hal ini membuktikan bahwa peranan aktif dari keluarga tehadap pendidikan anaknya akan memberi perubahan positif pada perkembangan anaknya. Untuk itu rekomendasi peneliti bagi orang tua adalah orang tua perlu ikut terlibat memberikan layanan pendidikan bagi anak tunadaksa. Dengan memberikan layanan pendidikan kemampuan anak akan mengalami peningkatan sama halnya dengan yang dialami oleh subjek peneliti I dan subjek peneliti II. Sedangkan rekomendai bagi peneliti berikutnya adalah mengkaji lebih dalam lagi mengenai peranan keluarga akan layanan pendidikan ATD dengan latar belakang yang berbeda, misalnya latar belakang pendidikan dan jenis ketunaan yang dialami. Sehingga hasil penelitian ini memperoleh perbandingan
Item Description:http://repository.upi.edu/11442/2/S_PLB_0909457_Title.pdf
http://repository.upi.edu/11442/3/S_PLB_0909457_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/11442/1/S_PLB_0909457_Table_of_Content.pdf
http://repository.upi.edu/11442/7/S_PLB_0909457_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/11442/7/S_PLB_0909457_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/11442/7/S_PLB_0909457_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/11442/8/S_PLB_0909457_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/11442/6/S_PLB_0909457_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/11442/4/S_PLB_0909457_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/11442/5/S_PLB_0909457_Appendix.pdf