ANALISIS KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE PCI / PAVEMENT CONDITION INDEX: Studi Kasus: Ruas Jalan Lintas Barat Sumatera, Provinsi Bengkulu

• Main Author: Fahira Cindikiawati, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2023-12-28.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/114459/1/S_TS_1902837_Title.pdf; http://repository.upi.edu/114459/2/S_TS_1902837_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/114459/5/S_TS_1902837_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/114459/3/S_TS_1902837_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/114459/6/S_TS_1902837_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/114459/8/S_TS_1902837_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/114459/7/S_TS_1902837_Appendix.pdf
• Keywords: T Technology (General); TA Engineering (General). Civil engineering (General)

Jalan Lintas Sumatra adalah jalan nasional yang membentang sepanjang utara sampai selatan Pulau Sumatra. Jalan Tanjung Kemuning-Linau merupakan bagian dari Jalan Lintas Barat Sumatera yang berlokasi di Kabupaten Kaur. Jalan ini adalah jalan poros utama Provinsi Bengkulu. Fungsinya sebagai jalan nasional nyatanya tidak membuat Jalan Tanjung Kemuning-Linau luput dari kerusakan jalan. Oleh karenanya diperlukan pengevaluasian kondisi perkerasan untuk dapat mengembalikan kemantapan jalan demi tercapainya tujuan jalan sebagai prasarana penting dalam berbagai aspek. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan dengan tingkat kerusakannya pada perkerasan lentur, serta menentukan index kondisi perkerasan berdasarkan metode PCI (Pavement Condition Index) sebagai metode utama, dan metode IRI (Interntional Roughness Index) juga SDI (Surface Distress Index) sebagai metode pembanding. Studi kasus pada penelitian ini dibatasi sepanjang 5 km ruas jalan yaitu pada KM 17+500 s/d 22+500. Berdasarkan hasil penelitian, jenis kerusakan yang paling banyak ditemukan adalah retak kulit buaya, retak memanjang, dan tambalan. Index kondisi perkerasan metode PCI memiliki rata-rata 39,90 pada arah Normal, dan rata-rata 41,82 di arah Opposite. Berdasarkan metode IRI, pada arah Normal rata-ratanya adalah 8,17 m/km dan 7,66 m/km pada arah Opposite. Hasil kedua metode menunjukkan kondisi perkerasan yang masuk kedalam kelas Rusak Ringan. Hal ini selaras dengan index perkerasan berdasarkan metode SDI, dimana memiliki rata-rata 81,67 pada arah Normal dan 80,20 pada arah Opposite yang juga klasifikasinya termasuk dalam kelas rusak ringan. Untuk mengembalikan kemantapan jalan, diperlukan upaya peningkatan jalan berupa penambahan lapis permukaan / overlay. Dengan CESA untuk umur rencana 10 tahun pada tahun 2033 sebesar 13.605.740 ketebalan overlay yang tepat adalah setebal 10 cm. Adapun opsi peningkatan jalan lainnya yaitu dengan mengganti perkerasan lentur menjadi perkerasan komposit. Berdasarkan perhitungan kumulatif kelompok sumbu kendaraan pada tahun 2063 sebesar 13.139.243,62, tebal perkerasan yang tepat untuk umur rencana 40 tahun adalah aspal beton 5 cm sebagai lapis permukaan, tebal beton semen 26,5 cm, dan tebal lapis pondasi bawah (LMC) setebal 10 cm. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, Index Kondisi Perkerasan, Peningkatan Jalan Trans-Sumatra Road is a national road that stretches from north to south of Sumatra Island. Tanjung Kemuning-Linau Road is part of the West Sumatra Cross Road which is located in Kaur Regency. This road is the main axis road of Bengkulu Province. In fact, its function as a national road does not prevent the Tanjung Kemuning-Linau Road from being damaged. Therefore, it is necessary to evaluate the condition of the pavement to restore road stability in order to achieve the goal of roads as important infrastructure in various aspects. The aim of this research is to identify types of damage with the level of damage to flexible pavement, as well as determine the pavement condition index based on the PCI (Pavement Condition Index) method as the main method, and the IRI (International Roughness Index) method and SDI (Surface Distress Index) as comparison method. The case study in this research is limited to a 5 km road section, namely KM 17+500 to 22+500. Based on research results, the most common types of damage found were crocodile skin cracks, longitudinal cracks, and patches. The PCI method pavement condition index has an average of 39.90 in the Normal direction, and an average of 41.82 in the Opposite direction. Based on the IRI method, in the Normal direction the average is 8.17 m/km and 7.66 m/km in the Opposite direction. The results of both methods show that the pavement condition is in the Lightly Damaged class. This is in line with the pavement index based on the SDI method, which has an average of 81.67 in the Normal direction and 80.20 in the Opposite direction, which is also classified as being in the lightly damaged class. To restore road stability, road improvement efforts are needed in the form of additional surface layers/overlays. With CESA for a 10 year plan life in 2033 of 13.605.740 the appropriate overlay thickness is 10 cm. Another road improvement option is to replace flexible pavement with composite pavement. Based on the cumulative calculation of vehicle axle groups in 2063 of 13.139.243,62, The appropriate pavement thickness for a design life of 40 years is 5 cm asphalt concrete as the surface layer, 26.5 cm for cement concrete, and 10 cm for sub-base layer (LMC). Keyword: Road Damage, Pavement Condition Index, Road Improvement