KONTRIBUSI USAHATANI TANAMAN PISANG TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

Kabupaten Cianjur merupakan wilayah agraris yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Usahatani tanaman hortikultura banyak di jumpai dan dikembangkan di Kabupaten Cianjur seperti tanaman pisang. Salah satu kecamatan yang memproduksi tanaman pisang yang ada di Kabupaten Cianjur yait...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Lathifa Zahrah, - (Author)
Format: Book
Published: 2023-12-21.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Kabupaten Cianjur merupakan wilayah agraris yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Usahatani tanaman hortikultura banyak di jumpai dan dikembangkan di Kabupaten Cianjur seperti tanaman pisang. Salah satu kecamatan yang memproduksi tanaman pisang yang ada di Kabupaten Cianjur yaitu Kecamatan Cugenang. Berdasarkan data laporan tahunan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, tanaman hortikultura yang paling banyak di produksi di Kecamatan Cugenang adalah tanaman pisang, hal ini juga di dukung oleh kondisi iklim dan kesuburan tanah serta jarak pemasaran hasil usaha yang efisien. Untuk itu tujuan penelitian ini yaitu menganalisis seberapa besar kontribusi usahatani tanaman pisang terhadap tingkat kesejahteraan petani di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi dan pembagian kuesioner. Responden penelitian ini adalah petani pisang sebanyak 56 responden tersebar di Desa Wangunjaya 22 responden, Desa Talaga 7 responden, Desa Cirumput 18 responden, dan Desa Padaluyu 9 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan usahatani tanaman pisang berkisar antara Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 atau sebanyak 40% dan termasuk dalam kategori kontribusi sedang. Faktor-faktor seperti pengetahuan dan keterampilan, serta pemasaran usahatani berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan petani. Sedangkan variabel seperti status kepemilikan lahan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesejahteraan petani. Diharapkan adanya perhatian bagi petani untuk bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi usahatani, serta bagi pemerintah diharapkan mampu menerapkan kebijakan harga jual yang lebih menguntungkan bagi petani. Cianjur Regency is an agricultural area where the majority of the population work as farmers. Horticultural crop farming is often found and developed in Cianjur Regency, such as banana plants. One of the sub-districts that produces banana plants in Cianjur Regency is Cugenang District. Based on data from the annual report of the Cianjur Regency Food Crops and Horticulture Service, the most widely produced horticultural crop in Cugenang District is banana, this is also supported by climatic conditions and soil fertility as well as efficient marketing distances for business results. For this reason, the aim of this research is to analyze how much banana farming contributes to the level of welfare of farmers in Cugenang District, Cianjur Regency. This research uses a quantitative descriptive method, using data collection techniques obtained from observations and distributing questionnaires. The respondents of this research were 56 banana farmers spread across Wangunjaya Village with 22 respondents, Talaga Village with 7 respondents, Cirumput Village with 18 respondents, and Padaluyu Village with 9 respondents. The data analysis technique uses multiple linear regression analysis. The results of this research show that the average banana farming income is around Rp. 2,000,000 - Rp. 3,000,000 or 40% and is included in the medium contribution category. Factors such as knowledge and skills, as well as farming marketing have a significant effect on the level of farmer welfare. Meanwhile, variables such as land ownership status do not significantly influence the level of farmer welfare. It is hoped that farmers will pay attention to improving the quality and quantity of agricultural production, and the government is expected to be able to implement a selling price policy that is more profitable for farmers.
Item Description:http://repository.upi.edu/114539/1/S_GEO_1900638_Title.pdf
http://repository.upi.edu/114539/2/S_GEO_1900638_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/114539/3/S_GEO_1900638_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/114539/4/S_GEO_1900638_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/114539/5/S_GEO_1900638_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/114539/6/S_GEO_1900638_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/114539/7/S_GEO_1900638_Appendix.pdf