PERAN HIZB AL-ISTIQLAL DALAM MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN MAROKO (1944-1956)
Penelitian ini berjudul "Peran Hizb al-Istiqlal dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Maroko (1944-1956)", dengan latar belakang ketertarikan kepada perjuangan organisasi dalam mencapai kemerdekaan Maroko. Skripsi ini secara umum membahas mengenai peran partai politik di Maroko pada periode per...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2023-12-21.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini berjudul "Peran Hizb al-Istiqlal dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Maroko (1944-1956)", dengan latar belakang ketertarikan kepada perjuangan organisasi dalam mencapai kemerdekaan Maroko. Skripsi ini secara umum membahas mengenai peran partai politik di Maroko pada periode pergerakan nasional yaitu Partai Istiqlal tahun 1944-1956. Dalam mencapai tujuan, penelitian ini diuraikan melalui beberapa pertanyaan yaitu, (1) Mengapa Partai Istiqlal berdiri sebagai partai perjuangan Maroko pada masa Protektorat Prancis?; (2) Bagaimana strategi Partai Istiqlal dalam perjuangan kemerdekaan Maroko?; (3) Bagaimana hasil perjuangan yang dilakukan Partai Istiqlal untuk mencapai kemerdekaan Maroko?. Penelitian ini menggunakan metode sejarah atau historis yang dilakukan melalui empat langkah penelitian yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan kepada hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa Partai Istiqlal merupakan partai besar yang memiliki ideologi nasionalisme. Berawal dari sebuah perkumpulan rahasia golongan terpelajar, kemudian bertransformasi menjadi partai politik yang turut berkontribusi dalam menggerakkan rakyat Maroko untuk merebut kemerdekaan dari Pemerintah Protektorat Prancis. Keterlibatan Istiqlal dalam perjuangan kemerdekaan Maroko memberikan inspirasi kepada partai-partai yang terbentuk setelahnya. Untuk mencapai kemerdekaan, Istiqlal melakukan berbagai macam agenda seperti demonstrasi, propaganda media massa, tur ke berbagai negara, hingga diplomasi untuk menarik simpatik dunia internasional. Selain itu, Istiqlal turut menjalin kerja sama dengan organisasi lain seperti Liga Arab dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membawa permasalahan Maroko-Prancis ke United Nations Security Council (UNSC). Pada 2 Maret 1956, Maroko berhasil mendapatkan kemerdekaanya melalui serangkaian perjanjian perdamaian dengan Prancis. This research is entitled "The Role of Hizb al-Istiqlal in Fighting for Moroccan Independence (1944-1956)", with a background of interest in the organization's struggle to achieve Moroccan independence. This thesis generally discusses the role of political parties in Morocco during the national movement period, namely the Istiqlal Party in 1944-1956. In achieving the objectives, this research is describing through several questions, namely, (1) Why was the Istiqlal Party established as a Moroccan movement party during the French Protectorate?; (2) How was the strategy of the Istiqlal Party in the fighting for Moroccan independence?; (3) How was the result of the movement carried out by the Istiqlal Party to achieve Moroccan independence.. This research uses a historical methods that carried out through four research steps, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Based on the results of this research, it is known that the Istiqlal Party is a large party that has a nationalism as an ideology. Starting from a secret society of the educated class, it then transformed into a political party that contribute to mobilizing the Moroccan people to seize independence from the French Protectorate Government. Istiqlal's involvement in Morocco's independence struggle inspired the parties that came after it. To achieve independence, Istiqlal carried out various agendas such as demonstrations, mass media propaganda, tours to various countries, and diplomacy to attract international sympathy. In addition, Istiqlal also collaborated with other organizations such as the Arab League and the United Nations to bring the Moroccan-French issue to the United Nations Security Council (UNSC). On 2 March 1956, Morocco gained its independence through a series of peace agreements with France. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/114950/8/S_SEJ_1902764_Title.pdf http://repository.upi.edu/114950/2/S_SEJ_1902764_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/114950/3/S_SEJ_1902764_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/114950/4/S_SEJ_1902764_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/114950/5/S_SEJ_1902764_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/114950/6/S_SEJ_1902764_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/114950/7/S_SEJ_1902764_Appendix.pdf |