PERANAN K.H. ABDUL CHALIM LEUWIMUNDING DALAM PERKEMBANGAN NAHDLATUL ULAMA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 1931-1972

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti untuk menganalisis peranan K.H. Abdul Chalim Leuwimunding sebagai salah satu pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dalam perkembangannya di Kabupaten Majalengka sebagai tanah kelahirannya. Di samping itu,...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Renarti Dewi Lestari, - (Author)
Format: Book
Published: 2023-12-21.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti untuk menganalisis peranan K.H. Abdul Chalim Leuwimunding sebagai salah satu pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dalam perkembangannya di Kabupaten Majalengka sebagai tanah kelahirannya. Di samping itu, peneliti juga tertarik dengan tokoh tersebut karena namanya yang kurang terkenal, baik di daerah maupun nasional. Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini mengenai bagaimana peranan K.H. Abdul Chalim Leuwimunding dalam mengembangkan NU di Kabupaten Majalengka pada tahun 1931-1972. Secara umum penelitian ini memiliki tujuan untuk menggali informasi mengenai peranan K.H. Abdul Chalim Leuwimunding dalam mengembangkan NU di Kabupaten Majalengka pada tahun 1931-1972 yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Penelitian ini menggunakan metode historis yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini, K.H. Abdul Chalim Leuwimunding merupakan tokoh ulama asal Majalengka yang lahir pada 2 Juni 1898, menjadi salah seorang pendiri NU di Surabaya dan memiliki hubungan erat dengan K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah dengan aktif sebagai katib tsani kepengurusan awal NU pada tahun 1926-1928 hingga menjadi anggota Latjah Nashihin yang mengantarkan beliau menjadi seorang penggerak NU di Kabupaten Majalengka. Peranan K.H. Abdul Chalim Leuwimunding dalam mengembangkan NU di Kabupaten Majalengka terlihat dari aktivitasnya yang sering mobilisasi dari Surabaya ke Cirebon-Majalengka dalam rangka menginformasikan perkembangan terkini NU dengan cara bersilaturahmi kepada ulama dan masyarakat sekitar yang ada di Majalengka, beliau juga menjadi ketua Konsul NU cabang Cirebon, dan aktif dalam laskar hizbullah Majalengka-Cirebon. This research was motivated by the researcher's interest in analyzing the role of K.H. Abdul Chalim Leuwimunding as one of the founders of the largest Islamic organization in Indonesia, namely Nahdlatul Ulama (NU) in its development in Majalengka Regency as his homeland. In addition, the researcher was also interested of the figures because his named was not well known, both in the region dan nationally. The main problem studied in this research was about how the role of K.H. Abdul Chalim Leuwimunding in developing NU in Majalengka Regency (1931-1972). In general, this research aims to explore information about the role of K.H. Abdul Chalim Leuwimunding in developing NU in Majalengka Regency (1931-1972) which was not widely known by the wider community. This research uses historical methods consisting of heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Based on the findings of this research, K.H. Abdul Chalim Leuwimunding is a cleric figure from Majalengka who was born on June 2, 1898, became one of the founders of NU in Surabaya and had a close relationship with K.H. Hasyim Asy'ari and K.H. Abdul Wahab Hasbullah by being active as katib tsani in the early management of NU in 1926-1928 until he became a member of Latjah Nashihin which led him to become a NU activist in Majalengka Regency. The role of K.H. Abdul Chalim Leuwimunding in developing NU in Majalengka Regency can be seen from his activities which often mobilize from Surabaya to Cirebon-Majalengka in order to inform the latest developments in NU by staying in touch with the ulama and the surrounding community in Majalengka, he also became chairman of the Cirebon branch of NU Consul, and was active in the Majalengka-Cirebon laskar hizbullah.
Item Description:http://repository.upi.edu/115307/1/S_SEJ_1903363_Title.pdf
http://repository.upi.edu/115307/2/S_SEJ_1903363_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/115307/3/S_SEJ_1903363_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/115307/4/S_SEJ_1903363_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/115307/5/S_SEJ_1903363_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/115307/6/S_SEJ_1903363_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/115307/7/S_SEJ_1903363_Appendix.pdf