PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA CIREBON DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI II KARANGANYAR KABUPATEN CIREBON

Kentalnya unsur budaya disuatu daerah terutama dalam bahasa kedaerahan, memberikan nuansa tersendiri dalam proses pembelajaran di sekolah dasar. Ragam bahasa yang digunakan oleh pendidik terhadap peserta didik ataupun sebaliknya, ternyata tidak berlaku terhadap penggunaan Bahasa Indonesia sebagai al...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Karnadi, - (Author)
Format: Book
Published: 2014-07-15.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Kentalnya unsur budaya disuatu daerah terutama dalam bahasa kedaerahan, memberikan nuansa tersendiri dalam proses pembelajaran di sekolah dasar. Ragam bahasa yang digunakan oleh pendidik terhadap peserta didik ataupun sebaliknya, ternyata tidak berlaku terhadap penggunaan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi sehari-hari. Peserta didik sekolah dasar dengan usianya yang masih belia, dalam bekomunikasi secara alami menggunakan bahasa daerah yang sekaligus sebagai bahasa ibu. Hal ini mendorong pendidik untuk memberlakukan hal yang sama untuk menggunakan bahasa daerah setempat dalam proses pembelajarannya guna dimengerti oleh peserta didik. Pengunaaan bahasa indonesia yang seyogyanya dilakukan terutama disekolah dasar yang menjadi acuan awal adanya mata pelajaran Bahasa Indonesia, mau tidak mau memaksa pendidik dan peserta didik untuk turut campur menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bahkan di mata pelajaran lainnya. Dalam prosesnya ternyata mengandung gejala alih kode dan campur kode sebagai strategi komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Hal ini terbukti dengan adanya penggunaan bahasa cirebon yang dilakukan baik oleh peserta didik ataupun pendidik. Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dari 80 data percakapan yang diproduksi terdapat 28 data percakapan yang mengandung alih kode atau sebanyak 35%, terdiri dari 71 kasus berdasarkan kata, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peristiwa alih kode yang terjadi hampir setengahnya. Peristiwa campur kode terdapat 14 data percakapan atau sebanyak 17,5% yang terdiri dari 24 kasus campur kode dalam tataran kata, maka dapat disimpulkan bahwa peristiwa campur kode bahasa Cirebon yang terjadi sebagian kecil saja. Saran dari peneliti adalah dibutuhkannya kesadaran dan upaya perbaikan pemakaian bahasa Indonesia oleh penuturnya dengan mengikuti ejaan yang disempurnakan, tidak hanya itu, penutur juga harus mengetahui waktu penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan melihat situasi juga kondisi penutur dimana Ia berada agar bahasa Indonesia itu sendiri tidak mengalami disfungsi penggunaan demi kelestarian bahasa Indonesia.
Item Description:http://repository.upi.edu/12263/1/S_PGSD_1003425_Tittle.pdf
http://repository.upi.edu/12263/2/S_PGSD_1003425_Tittle1.pdf
http://repository.upi.edu/12263/3/S_PGSD_1003425_Tittle2.pdf
http://repository.upi.edu/12263/4/S_PGSD_1003425_Table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/12263/5/S_PGSD_1003425_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/12263/6/S_PGSD_1003425_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/12263/7/S_PGSD_1003425_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/12263/8/S_PGSD_1003425_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/12263/9/S_PGSD_1003425_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/12263/10/S_PGSD_1003425_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/12263/11/S_PGSD_1003425_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/12263/12/S_PGSD_1003425_Appendix.pdf