ANALISIS KONTRASTIF WORTSTELLUNG DALAM BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG KORELATIF : Zweiteilige Konjunktion
Untuk menguasai keempat keterampilan berbahasa baik dalam bahasa Asing maupun bahasa Ibu, maka pembelajar dituntut menguasai tatabahasa. Salah satu unsur tatabahasa yang harus dikuasai adalah kata penghubung korelatif. Dalam proses pembelajaran, pembelajar sering mengalami kesulitan dalam menyusun k...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2010-07-10.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Untuk menguasai keempat keterampilan berbahasa baik dalam bahasa Asing maupun bahasa Ibu, maka pembelajar dituntut menguasai tatabahasa. Salah satu unsur tatabahasa yang harus dikuasai adalah kata penghubung korelatif. Dalam proses pembelajaran, pembelajar sering mengalami kesulitan dalam menyusun kata di dalam kalimat yang menggunakan kata penghubung korelatif. Kesulitan tersebut disebabkan juga oleh adanya perbedaan penggunaan kata penghubung korelatif dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan suatu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan: 1) urutan kata dalam kalimat bahasa Jerman yang menggunakan kata penghubung korelatif, 2) urutan kata dalam kalimat bahasa Indonesia yang menggunakan kata penghubung korelatif, 3) persamaan dan perbedaan urutan kata dalam kalimat bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang menggunakan kata penghubung korelatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif perbandingan. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh simpulan sebagai berikut: a) Dalam kalimat bahasa Jerman yang menggunakan kata penghubung korelatif sowohl- als auch, weder-noch, nicht nur-sondern auch, zwar- aber, dan entweder-oder kata penghubung yang terdapat pada bagian kalimat elemen pertama dapat diletakkan baik di posisi I, maupun di posisi III, dan dapat juga menempati posisi IV, jika ada kata lain yang diletakkan setelah kata kerja dalam kalimat tersebut, sedangkan bagian kata penghubung yang terdapat pada kalimat elemen kedua (als auch dan noch) selalu berada di awal kalimat dan menempati posisi I, dan (sondern auch dan oder) menempati posisi 0, (aber) dapat diletakkan baik di posisi 0 maupun posisi III. b) Dalam kalimat bahasa Indonesia penempatan kata penghubung korelatif dapat diletakkan di awal dan di tengah kalimat bergantung dari posisi klausa yang dihubungkan. Persamaannya adalah: a) Kata penghubung korelatif kedua bahasa tersebut dalam kalimat terletak di antara klausa yang dihubungkan, dan b) Antara kalimat elemen pertama dan kalimat elemen kedua yang menggunakan kata penghubung korelatif nicht nur- sondern auch, zwar-aber, bukan hanya-melainkan juga, dan tidak hanya-tetapi juga selalu dipisahkan dengan tanda baca koma (,). Perbedaannya adalah: a) Dalam bahasa Jerman letak kata penghubung korelatif tidak selalu berdekatan dengan klausa yang dihubungkan, sedangkan dalam bahasa Indonesia selalu berdekatan dengan klausa yang dihubungkan dan diletakkan sebelum klausa tersebut, kecuali untuk kata penghubung korelatif jangankan- pun yang letaknya mengapit kedua klausa yang dihubungkan, b) Dalam bahasa Jerman kata penghubung korelatif di bagian kalimat elemen pertama dapat diletakkan di posisi I (sebelum kata kerja yang dikonjugasikan) maupun di posisi III (setelah kata kerja yang dikonjugasikan). Sementara di bagian kalimat elemen kedua kata penghubung korelatif dapat diletakkan di posisi 0, I, atau III karena terikat aturan penempatan kata. Sedangkan dalam bahasa Indonesia kata penghubung korelatif diletakkan di mana saja bergantung dari klausa yang dihubungkan. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar pembelajar mempelajari lebih dalam kata penghubung korelatif baik dalam bahasa Jerman maupun dalam bahasa Indonesia. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/1333/1/s_c0651_045371_chapter1.pdf http://repository.upi.edu/1333/2/s_c0651_045371_chapter2.pdf http://repository.upi.edu/1333/3/s_c0651_045371_chapter3.pdf http://repository.upi.edu/1333/4/s_c0651_045371_chapter4.pdf http://repository.upi.edu/1333/5/s_c0651_045371_chapter5.pdf http://repository.upi.edu/1333/6/s_c0651_045371_bibliography.pdf |