NOMINATION AND PREDICATION STRATEGIES EMPLOYED BY ISLAMIC REPUBLIC OF IRAN BROADCASTING (IRIB) IN PRESENTING NEWS ABOUT SYRIAN CIVIL WAR : a discourse historical approach

• Main Author: Larasati, Tristi (Author)
• Format: Book
• Published: 2014-10-24.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/14555/1/S_ING_1002608_Title.pdf; http://repository.upi.edu/14555/2/S_ING_1002608_Table_Of_Conten.pdf; http://repository.upi.edu/14555/3/S_ING_1002608_Abstract.pdf; http://repository.upi.edu/14555/4/S_ING_1002608_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/14555/5/S_ING_1002608_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/14555/6/S_ING_1002608_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/14555/7/S_ING_1002608_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/14555/8/S_ING_1002608_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/14555/9/S_ING_1002608_Bibliography.pdf; http://repository.upi.edu/14555/10/S_ING_1002608_Appendix.pdf
• Keywords: L Education (General)

Studi ini meneliti strategi nominasi dan predikasi yang digunakan oleh Islamic Republic of Iran Broadcasting(IRIB) dalam menyajikan berita mengenai perang sipil di Suriah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam studi ini merupakan delapan artikel berita dari laman IRIB. Data tersebut kemudian dianalisi smenggunakan teori discourse historical approach (DHA) atau pendekatan wacana historis yang diformulasikan oleh Reisigl & Wodak (2001). Khususnya, konsep discursive strategies dari DHA digunakan untuk mengklasifikasikan strategi nominasi dan predikasi yang digunakan oleh IRIB. Hasil studi ini menunjukan dua poin utama. Pertama, ideological anthroponym dan professional anthroponym adalah strategi yang paling sering digunakan dan memiliki kemunculan yang sama yaitu30 kemunculan (27.03%). Ideological anthroponym digunakan untuk mengacu pada pihak oposisi Suriah dan hampir semua direalisasikan dengan nominasi yang negative. Professional anthroponym digunakan untuk mengacu pada pihak pemerintah Suriah dan direalisasikan dengan nominasi yang netral. Kedua, explicit predicate adalah strategi predikasi yang paling sering digunakan. Hampir di semua kemunculannya, strategi ini digunakan untuk merepresentasikan pihak oposisi Suriah sebagai pihak yang negatif, sementara pihak pemerintah Suriah sebagai pihak yang positif. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan strategi nominasi dan predikasi berubah karena suatu aspek historis, yaitu Konvensi Jeneva II. Dalam empat artikel yang dipublikasikan setelah Konvensi Jeneva II, ditemukan bahwa nominasi pihak oposisi Suriah tidak se-negatif dalam empat artikel yang dipublikasikan sebelum konvensi tersebut. Sementara, predikasi pihak pemerintah Suriah tidak sepositif dalam empat artikel yang dipublikasikan sebelum konvensi tersebut. This study investigates nomination and predication strategies employed by Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB)in presenting news about Syrian civil war. This study employs a descriptive qualitative method. The data were in the form of eight news articles taken from IRIB Website. The data were analyzed based on Reisigl & Wodak's (2001) theory of discourse historical approach (DHA). Specifically, the notion of discursive strategies was used to classify the nomination and predication strategies employed by IRIB. The findings reveal two main points. First, ideological anthroponym and professional anthroponym are the most frequent nomination strategies with the same frequency,i.e 30 times (27.03%). Ideological anthroponym is used to refer to Syrian opposition and realized through negative nomination, while professional anthroponym is used to refer to Syrian government and mostly realized through neutral nomination. Second, explicit predicate is the most frequent predication strategy (64.95%) used to represent social actors of Syrian civil war. It is mostly used to represent Syrian opposition as a negative party and Syrian government as a positive party. In addition, this study also found that the use of nomination and predication strategies changes due to a historical aspect, i.e the Geneva Convention II. It was found that in four news articles published after the convention, nominations of Syrian oppositions are not as negative as those found in four articles published before the convention. On the other hand, predications of Syrian government are not as positive as those found in four articles published after the convention.