CERMIN KEARIFAN LOKAL DALAM PUJI-PUJIAN PADA RITUAL NGAJI RASA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDU INDRAMAYU

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pro dan kontra terhadap keberadaan komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu (SDHBBSI) di lingkungan masyarakat Indramayu yang dianggap sesat. Walaupun keberadaan komunitas SDHBBSI dipandang sebelah mata, tetapi komunitas ini memiliki anggota...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Mila, Syamsiyatul (Author)
Format: Book
Published: 2014-09-24.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pro dan kontra terhadap keberadaan komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu (SDHBBSI) di lingkungan masyarakat Indramayu yang dianggap sesat. Walaupun keberadaan komunitas SDHBBSI dipandang sebelah mata, tetapi komunitas ini memiliki anggota yang bertambah sedikit demi sedikit. Selain itu, mereka memiliki nilai budaya yang luhur. Nilai-nilai tersebut tercermin pada larikpuji-pujian ritual Ngaji Rasa yang diadakan setiap malam Jumat Kliwon sebagai salah satu bentuk sembahyang.Adapun permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah (1) struktur teks, (2) referensi leksikon, dan (3) nilai-nilai kearifan lokal.Untuk menunjang penelitian ini digunakan pendekatan antropolinguistik dengan metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif dan model pendekatan etnografi komunikasi. Sumber data dalam penelitian ini difokuskan kepada penutur puji-pujian dalam ritual Ngaji Rasa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipan dan wawancara tidak berstruktur. Teknik analisis data dimulai dengan mengumpulkan data, melakukan analisis struktur teks dan referensi leksikon, serta mengungkap nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam puji-pujian ritual Ngaji Rasa.Sesuai dengan analisis yang tercantum di rumusan masalah yang pertama, dalam analisis struktur teks dibagi menjadi analisis formula sintaksis, pemilihan diksi yang khas, dan pengulangan diksi yang memberikan efek kekuatan pada puji-pujian seperti repetisi anafora, efistrofa, anaforamesodiplosis, anadiplosis, dan tautotes. Selain itu, adanya isotopi-isotopi yang mengerucut pada isotopi manusia, alam, arah, bilangan, letak, aktivitas, gagasan, kekuatan, permohonan, dan penghormatan. Kedua, referensi leksikon dapat dikategorikan menjadi tujuh referensi yang memiliki makna bersama: (1) leksikon permohonan, (2) leksikon ketuhanan, (3) leksikon alam, (4) leksikon kekerabatan, (5) leksikon tempat, (6) leksikon aktivitas, dan (7) leksikon nasihat. Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam puji-pujian ritual Ngaji Rasa pada komunitas SDHBBSI yang disesuaikan dengan pandangan hidup orang Jawa, yakni mikrokosmos dan makrokosmos. Dalam bagian ini dibagi menjadi tiga bentuk nilai kearifan lokal, yaitu cermin nilai-nilai kearifan lokal hubungan manusia dengan Tuhan, The background of the research was a pro and contra about community of Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu (SDHBBSI), in Indramayu environment SDHBBSI is said deviate. Although , people underestimate this community but this community added their members. Besides, SDHBSSI community has high culture values. The values can be seen from puji-pujian ritual lines Ngaji Rasa which held on every Kliwon Friday night as one of prays. There were three research questions of this research, they were 1) text structure, 2) lexicon reference, and 3) local values. The research used antropolinguistics approach with qualitative descriptive method andethnoghrapy communication approach. The participants of the research focused on puji-pujian speaker in Ngaji Rasa ritual. Collecting data of the research used participant observation and unstructured interview. Analyzing data of the research used four steps, they were collecting data, analyzing text structure, lexicon reference, and analyzing local values in puji-pujian Ngaji Rasa ritual. Text structure, lexicon reference, and local wisdom from the research of puji-pujian in Ngaji Rasa ritual based on analysis of problems of the research. Firstly, text structure was analyzed based on sintaxis, selecting diction which were found that there was specific diction and repetition which gave power effect to puji-pujian such as anafora repetition, efistrofa, anaforamesodiplosis, anadiplosis, and tautotes. Besides, ther were some isotopi that found such as human isotopi, nature, direction, numbers, places, activity, point of view, power, hope, and honor. Secondly, lexicon reference can be categorized into seven references, they were 1) hope lexicon, 2) god lexicon, 3) nature lexicon 4) relatives lexicon, 5) place lexicon , 6) acitivity lexicon, 7) advice lexicon. Thirdly, local wisdom inpuji-pujian Ngaji Rasa ritual in SDHBSSI community which was based on javanese people life point of view, they were microcsomos and macrocosmos. Microcosmos and macrocosmos were divided
Item Description:http://repository.upi.edu/16334/1/S_IND_1003161_Title.pdf
http://repository.upi.edu/16334/2/S_IND_1003161_Absract.pdf
http://repository.upi.edu/16334/3/S_IND_1003161_able_of_Content.pdf
http://repository.upi.edu/16334/4/S_IND_1003161_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/16334/5/S_IND_1003161_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/16334/6/S_IND_1003161_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/16334/7/S_IND_1003161_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/16334/8/S_IND_1003161_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/16334/9/S_IND_1003161_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/16334/10/S_IND_1003161_Appendix.docx