ANALISIS SOAL UJIAN SAKOLA MATA PELAJARAN BASA SUNDA DI SMK KOTA BANDUNG TAUN AJARAN 2013/2014

• Main Author: Silvia, Syarrah (Author)
• Format: Book
• Published: 2014-06-27.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/16366/6/S_BD_0907017_Title.pdf; http://repository.upi.edu/16366/4/S_BD_0907017_Abstrak.pdf; http://repository.upi.edu/16366/2/S_BD_0907017_Table%20of%20content.pdf; http://repository.upi.edu/16366/5/S_BD_0907017_Chapter_1.pdf; http://repository.upi.edu/16366/3/S_BD_0907017_Chapter_2.pdf; http://repository.upi.edu/16366/1/S_BD_0907017_Chapter_3.pdf; http://repository.upi.edu/16366/1/S_BD_0907017_Chapter_4.pdf; http://repository.upi.edu/16366/1/S_BD_0907017_Chapter_5.pdf; http://repository.upi.edu/16366/5/S_BD_0907017_Bibliography.pdf; http://repository.upi.edu/16366/5/S_BD_0907017_Appendix.pdf
• Keywords: L Education (General)

Latar belakang dalam penelitian ini adalah alat evaluasi yang digunakan ujian sekolah di SMK Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014 belum memenuhi aspek khusus yaitu alat evaluasi yang valid serta reliabel. Dengan begitu, analisis soal ujian sekolah ini diharapkan dapat memperluas referensi untuk guru dalam memilih serta menggunakan instrumen evaluasi pembelajaran, terutama soal ujian sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas soal ujian sekolah mata pelajaran bahasa Sunda di SMK Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel yang digunakan adalah SMK Negeri 2 Bandung, SMK Negeri 5 Bandung, dan SMK Pasundan 3 Bandung. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis soal yang diperoleh di SMK Negeri 2 Bandung, SMK Negeri 5 Bandung, dan SMK Pasundan 3 Bandung, yaitu soal dengan kode A memiliki validitas yang cukup rendah (32% soal valid) sedangkan kode soal B termasuk rendah (34% soal valid). Reliabilitas kode soal A sangat tinggi (0,81) sedangkan kode soal B tinggi (0,79). Tingkat kesukaran kode soal A yaitu 10% soal yang dapat digunakan, sedangkan kode soal B memiliki 20% soal yang dapat digunakan. Berdasarkan tingkat daya pembeda soal, kode soal A memiliki 32% soal yang dapat dipakai, sedangkan kode soal B memiliki 28% soal yang dapat dipakai. Berdasarkan karakteristik pengecohnya, kode soal A mempunyai 21,5% pengecoh yang dapat digunakan, sedangkan kode soal B mempunyai 15,5% pengecoh yang dapat digunakan.