MODEL KERAPATAN SPASIAL POPULASI SAMPAH ANTARIKSA TERKAIT AKTIVITAS MATAHARI DI KETINGGIAN 200 HINGGA 1000 KM

Hambatan atmosfer adalah salah satu penyebab terjadinya variasi kerapatan spasial populasi sampah antariksa di berbagai rentang ketinggian. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya hambatan atmosfer adalah aktivitas Matahari. Dalam studi ini, telah dikembangkan model kerapatan spasi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Novia, Desy (Author)
Format: Book
Published: 2015-01-29.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Hambatan atmosfer adalah salah satu penyebab terjadinya variasi kerapatan spasial populasi sampah antariksa di berbagai rentang ketinggian. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya hambatan atmosfer adalah aktivitas Matahari. Dalam studi ini, telah dikembangkan model kerapatan spasial populasi sampah antariksa dari ketinggian 200-1000 km dengan interval 100 km dalam kaitannya dengan aktivitas Matahari. Model atmosfer yang digunakan adalah model Russian GOST dengan alasan model ini cukup sederhana sehingga mudah diterapkan dalam program komputer namun tetap akurat disamping efisiensi komputasinya sangat baik. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, pembuatan program komputer, dan simulasi menggunakan perangkat lunak Matlab. Hasil studi sesuai dengan perkiraan bahwa dinamika kerapatan spasial populasi sampah antariksa sangat dipengaruhi oleh aktivitas Matahari pada rentang ketinggian 500-700 km. Pada rentang ketinggian tersebut, beda fase aktivitas Matahari juga membuat profil kerapatan spasial populasi sampah antariksa lebih bervariasi. Secara umum, kerapatan spasial populasi sampah antariksa cenderung menurun untuk semua kasus sepanjang periode yang ditinjau. Untuk kerapatan spasial awal yang sama di semua ketinggian, secara rata-rata laju perubahan kerapatan spasial populasi sampah antariksa semakin mengecil seiring dengan bertambahnya ketinggian benda. Namun, jika kerapatan spasial awal tersebut mengikuti kerapatan spasial empiris yang berpuncak di sekitar ketinggian 750 km maka rata-rata laju perubahan kerapatan tersebut relatif tetap. Studi ini berhasil memperbaiki riset sebelumnya tentang pengaruh aktivitas Matahari terhadap kerapatan spasial populasi sampah antariksa yang dilakukan di Pusat Sains Antariksa LAPAN.
Item Description:http://repository.upi.edu/17449/2/S_FIS_1001109_title.pdf
http://repository.upi.edu/17449/1/S_FIS_1001109_abstract.pdf
http://repository.upi.edu/17449/3/S_FIS_1001109_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/17449/2/S_FIS_1001109_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/17449/6/S_FIS_1001109_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/17449/7/S_FIS_1001109_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/17449/8/S_FIS_1001109_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/17449/8/S_FIS_1001109_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/17449/5/S_FIS_1001109_bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/17449/4/S_FIS_1001109_appendix.pdf