DESAIN PEMBELAJARAN MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD:Suatu PTK Menerapkan DDR)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti ditemukan berbagai masalah yang berhubungan dengan pembelajaran IPA pada konsep gaya magnet di SDN Taman. Sebagian besar masalah berkaitan dengan masalah situasi pembelajaran yang masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan kurangnya aktifi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2015-10-21.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti ditemukan berbagai masalah yang berhubungan dengan pembelajaran IPA pada konsep gaya magnet di SDN Taman. Sebagian besar masalah berkaitan dengan masalah situasi pembelajaran yang masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan kurangnya aktifitas siswa dalam mengembangkan pengetahuan pemecahan masalah. Hal ini berakibat kepada hasil belajar siswa yang rendah, dibuktikan dari tes pada tahap pra siklus yaitu dengan rata-rata 46,2. Untuk itu, maka akan dilakukan upaya perbaikan melalui metode pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini dalah sebagai berikut:(1).Untuk menganalisis learning obstacle yang terkait dengan konsep gaya magnet.(2).Untuk membuat desain didaktik kemampuan proses berbasis masalah dalam mengatasi learning obstacle pada konsep gaya magnet.(3).Untuk mengimplementasikan desain pembelajaran terhadap pemahaman hasil belajar siswa pada gaya magnet. Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah yang menerapkan DDR yang berbasis masalah terdiri dari tahap prasiklus,2 siklus dengan teknik pengumpulan data observasi dan tes. Hasil rata-rata tes belajar siswa pada prasiklus adalah 46,2, pada siklus I meningkat sebanyak 13,8 dengan nilai rata-rata 60 dan siklus II nilai rata-rata jauh lebih baik dari siklus I sebanyak 21,3 yaitu sebesar 81,3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan desain pembelajaran dengan prediksi dan antisipasi berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman proses siswa dan nilai yang didapat lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu diharapkan para guru dan pihak sekolah dapat menerapkan desain pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu alternatif dalam menyajikan pembelajaran IPA untuk SD. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/18366/1/S_IPA_KDSERANG_1102221_Title.pdf http://repository.upi.edu/18366/2/S_IPA_KDSERANG_1102221_Abstract.pdf http://repository.upi.edu/18366/3/S_IPA_KDSERANG_1102221_Table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/18366/4/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/18366/5/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/18366/6/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/18366/7/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/18366/8/S_IPA_KDSERANG_1102221_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/18366/9/S_IPA_KDSERANG_1102221_Bibliography.pdf http://repository.upi.edu/18366/10/S_IPA_KDSERANG_1102221_Appendix.pdf |