INVÉNTARISASI JEUNG ANALISIS STRUKTUR PUISI MANTRA DI DÉSA JINGKANG KACAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATÉN SUMEDANG PIKEUN ALTERNATIF BAHAN PANGAJARAN SASTRA DI SMA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya karya sastra Sunda buhun, diantaranya puisi mantra.Puisi mantra perlu dikaji sebagai wujud pelestarian sastra daerah, dengan cara dijadikan sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra Sunda di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengumpulkan puisi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Dianawati, - (Author)
Format: Book
Published: 2015-05-22.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya karya sastra Sunda buhun, diantaranya puisi mantra.Puisi mantra perlu dikaji sebagai wujud pelestarian sastra daerah, dengan cara dijadikan sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra Sunda di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengumpulkan puisi mantra yang ada di Désa Jingkang Kecamatan Tanjung medar Kabupaten Sumedang; (2) menganalisis struktur puisi mantra yang telah dikumpulkan; dan (3) mengimplementasikan hasil penelitian puisi mantra untuk bahan pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan teknik studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: pertama, ada 45 puisi mantra yang berhasil dikumpulkan dari 6 orang narasumber yang terdiri atas 12 asihan, 8 jang jawokan, 6 ajian, 8 singlar, 1 rajah dan 10jampé. Pengelompokan tersebut berdasarkan pada teori Rusyana yang membagi puisi mantra berdasarkan pada tujuan dan fungsi pemakainya. Kedua, data yang dianalisis dalam penelitian ini hanya 23 mantra yang mencakup ; 6 asihan, 4 jang jawokan, 3 ajian, 4 singlar, 1 rajah dan 5 jampé. Unsur yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan unsur pembangun puisi mantra yang meliputi wirahma, purwakanti, babalikan serta pencitraan. Purwakanti yang sering muncul adalah purwakanti adu raras wiwit dan adu raras wekas(konsonan di awal dan diahir).Wirahma tidak tentu, jumlah suku kata dan pola suku kata pada tiap kalimat jumlahnya berbeda.Babalikan yang banyak ditemukan adalah babalikan runtuy, meliputi runtuy puhu, runtuy tengah, dan runtuy pungkas. Pencitraan yang sering muncul adalah pencitraan perasaan dan pencitraan gabungan, baik gabungan dari dua pencitraan atau dari tiga pencitraan. Ketiga, Mantra yang sudah dianalisis tidak semuanya bisa dijadikan untuk bahan pembelajaran, tapi dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan pada penelitiana ini, diharapkan ada lagi pendokumentasian puisi mantra oleh masyarakat ataupun lembaga pemerintah sebagai bentuk wujud dari pelestarian budaya dan sastra daerah.
Item Description:http://repository.upi.edu/18436/2/S_BD_1102800_Title.pdf
http://repository.upi.edu/18436/2/S_BD_1102800_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/18436/6/S_BD_1102800_Table%20Of%20Content.pdf
http://repository.upi.edu/18436/2/S_BD_1102800_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/18436/1/S_BD_1102800_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/18436/4/S_BD_1102800_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/18436/3/S_BD_1102800_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/18436/5/S_BD_1102800_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/18436/2/S_BD_1102800_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/18436/2/S_BD_1102800_Appendix.pdf