STUDI KASUS TEKNIK PENJARIAN PIANO SISWA TUNANETRA DI SMA-LB WIYATA GUNA BANDUNG

Tunanetra adalah seseorang yang indera penglihatannya tidak dapat berfungsi dengan baik. Dalam melaksanakan interaksi pembelajaran piano, guru dan siswa tunanetra menggunakan indera perabaan dan pendengaran. Di SMA-LB Wiyata Guna Bandung, siswa tunanetra yang diajar oleh guru tunanetra memiliki tekn...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Putra, Andryanto Sudiah (Author)
Format: Book
Published: 2015-08-21.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tunanetra adalah seseorang yang indera penglihatannya tidak dapat berfungsi dengan baik. Dalam melaksanakan interaksi pembelajaran piano, guru dan siswa tunanetra menggunakan indera perabaan dan pendengaran. Di SMA-LB Wiyata Guna Bandung, siswa tunanetra yang diajar oleh guru tunanetra memiliki teknik penjarian piano yang unik dan berbeda dengan orang awas. Di SMA-LB Wiyata Guna juga disediakan ruang musik untuk siswa tunanetra belajar piano dan mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap mengapa teknik penjarian piano siswa tunanetra memiliki pola penjarian tersendiri. Penelitian ini dilaksanakan karena peneliti belum pernah melihat secara langsung pembelajaran antara guru tunanetra dan siswa tunanetra terutama dalam pembelajaran piano. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus sehingga peneliti mendeskripsikan hasil penelitian menggunakan data yang telah didapat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru tidak melakukan evaluasi diakhir pembelajaran sehingga penguasaan teknik penjarian piano siswa tunanetra tidak terpantau. Selain itu, kesadaran siswa tunanetra untuk latihan membaca notasi braille di luar mata pelajaran piano kurang. Mereka senang memainkan lagu populer tetapi sebaliknya kurang bersemangat mempelajari karya klasik karena membaca notasi braille. Berdasarkan hal tersebut disarankan guru melakukan evaluasi teknik penjarian piano setiap pertemuan.
Item Description:http://repository.upi.edu/18587/3/S_SM_1104888_title.pdf
http://repository.upi.edu/18587/3/S_SM_1104888_abstract.pdf
http://repository.upi.edu/18587/2/S_SM_1104888_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/18587/1/S_SM_1104888_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/18587/1/S_SM_1104888_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/18587/1/S_SM_1104888_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/18587/1/S_SM_1104888_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/18587/1/S_SM_1104888_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/18587/1/S_SM_1104888_bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/18587/4/S_SM_1104888_appendix.pdf