DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN KONSEP SUHU, PEMUAIAN DAN KALOR BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Di sekolah menengah atas, pembelajaran fisika ditekankan pada pengalaman belajar secara langsung tentang fakta, konsep, prinsip dan proses penemuan. Agar konsep fisika ini dapat dipahami oleh siswa dengan mudah, pembelajaran fisika idealnya dilakukan dengan membentuk cara berpikir dari konsep yang d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Janah, Nurul (Author)
Format: Book
Published: 2015-08-27.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Di sekolah menengah atas, pembelajaran fisika ditekankan pada pengalaman belajar secara langsung tentang fakta, konsep, prinsip dan proses penemuan. Agar konsep fisika ini dapat dipahami oleh siswa dengan mudah, pembelajaran fisika idealnya dilakukan dengan membentuk cara berpikir dari konsep yang diajarkan. Salah satu cara membentuk cara berpikir pada siswa ini adalah dengan melakukan perencanaan pembelajaran yang matang. Namun, pada kenyataannya kemampuan guru dalam melakukan perencanaan tersebut masih dipengaruhi oleh budaya berpikir imitatif dalam konteks pembelajaran. Dengan perencanaan yang seperti ini, bisa jadi pembelajaran yang dilakukan nanti tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa di kelas yang memiliki karakter yang berbeda dengan kelas lainnya. Agar proses pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dan tepat sasaran, maka guru perlu merancang kegiatan tersebut dengan menggunakan kerangka berpikir reflektif sebelum, pada saat dan setelah pembelajaran yang terdapat dalam alur penelitian desain didaktis. Penelitian berbasis Didactical Design Research ini bertujuan untuk menghasilkan desain didaktis yang dapat mengantisipasi hambatan belajar khususnya epistemological obstacle yang muncul pada konsep suhu, pemuaian dan kalor di salah satu SMA di Kota Bandung. Hambatan epistemologis ini muncul akibat kurang utuhnya konsep yang dimiliki oleh siswa sehingga penggunaannya hanya terbatas pada konteks tertentu. Diawali dengan proses berpikir sebelum pembelajaran, guru berangkat dari hambatan belajar yang terdeteksi pada siswa yang sudah memiliki pengalaman belajar pada konsep tersebut untuk membuat antisipasi yang tertuang dalam desain didaktis yang mengantisipasi hambatan tersebut. Desain tersebut diimplementasikan pada pembelajaran kelas X dan dianalisis dengan memperhatikan hambatan belajar siswa dan respon siswa setelah implementasi desain dilakukan. Desain didaktis empirik ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan pembelajaran pada konsep suhu, pemuaian dan kalor. In senior high school, physics lesson is emphasized to the direct learning experiences about fact, concept, principal and discovering process. To make physics concept can be easily understood by students', ideally physics lesson has to do by organize students' mindset about the concept. It can be done with make a proper lesson plan. But, in reality teachers' ability in making lesson plan still influenced by imitative thinking culture in learning context. By using this culture to plan the lesson, it will make the learning process not appropriate with the students' necessary and capability in the class with a different characteristic. Learning process in the classroom will be more effective and efficient if the teacher plan that activity with the plot of Didactical Design Research (DDR) that conduct the reflection for, in, and on action in the learning process. This DDR is aimed to produce didactical design which can anticipate students' learning obstacle especially epistemological obstacle that occurs in temperatur, expansion, and heat concepts. Epistemological obstacle occurs because the students' do not understand the whole concept so the use of their comprehension is limited in certain context. In reflection for action or prospective analysis, teacher starts to make didactical anticipation based on learning obstacle which is detected from students that have a learning experience in those concepts (XI grade). This anticipation is contained in didactical design. The design was implemented in learning process in X grade. To detect that the design is well-function, teacher analyzed the students' learning obstacle and responses after design implementation. This reflection in and on action (metapedadidactical and retrospective analysis) become the basis to make a revision for the didactical design. This revision didactical design (empiric didactical design) can be used for reference to implement the temperatur, expansion, and heat concept.
Item Description:http://repository.upi.edu/18920/2/S_FIS_1104199_Title.pdf
http://repository.upi.edu/18920/7/S_FIS_1104199_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/18920/6/S_FIS_1104199_Table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/18920/10/S_FIS_1104199_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/18920/1/S_FIS_1104199_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/18920/4/S_FIS_1104199_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/18920/8/S_FIS_1104199_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/18920/5/S_FIS_1104199_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/18920/9/S_FIS_1104199_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/18920/3/S_FIS_1104199_Appendix.pdf