PENGGUNAAN ABREVIASI DI KALANGAN REMAJA DI KOTA BANDUNG :SUATU KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

Penelitian ini dilatarbelakangi olehpola pikir (mindset) masyarakat yang serba instan dalam merepresentasi kenyataan dalam bentuk bahasa. Sebagai contoh, penggunaan abreviasi dalam berkomunikasi. Fakta tersebut merupakan salah satu kebaruan dalam penggunaan bahasa. Namun, kebaruan tersebut bila tida...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Astuti, Nani (Author)
Format: Book
Published: 2013-10-18.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi olehpola pikir (mindset) masyarakat yang serba instan dalam merepresentasi kenyataan dalam bentuk bahasa. Sebagai contoh, penggunaan abreviasi dalam berkomunikasi. Fakta tersebut merupakan salah satu kebaruan dalam penggunaan bahasa. Namun, kebaruan tersebut bila tidak dibatasi dalam penggunaannya akan berakibat fatal, yaitu hilangnya fungsi bahasa. Adapun masalah yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu (1) jenis abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung, (2) pola abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung, dan (3) faktor yangmenyebabkan terjadinya penggunaan abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung, (2) pola abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung, dan (3) faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung.Teori yang digunakan peneliti dalam menganalisis data, yaitu (1) teori morfologi, (2) teori abreviasi, (3) teori jenis abreviasi, (4) teori pola abreviasi, (5) teori sosiolinguistik, dan (6) teori masa remaja. Pengkajian masalah ini memakai pendekatan sosiolinguistik dan pendekatan metodologis deskriptif kualitatif. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua tuturan abreviasi yang dilakukan oleh remaja di kota Bandung baik lisan maupun tulisan.Sumber data penelitian dalam penelitian ini, yaitu remaja di kota Bandung dan jejaring sosial yang diambil dari facebook dan twitter.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket, teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik studi dokumenter. Analisis data yang dilakukan adalah mentranskripsi data, mengidentifikasi data, mengklasifikasikan data, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil analisis. Data dalam penelitian ini sebanyak 170 data yang dianalisis berdasarkan jenis dan pola abreviasi menurut Kridalaksana (1992: 159-178) yang menghasilkan tiga jenis abreviasi, yaitu singkatan berjumlah 65 data, akronim berjumlah 104 data, dan gabungan akronim dengan singkatan berjumlah 1 data. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, yaitu dalam bentuk lisan faktor yang menyebabkan ialah karena ingin dianggap sebagai kelompok yang keren karena telah mengikuti perkembangan jaman, gagah, gaul,dan tidak ketinggalan jaman, sedangkan dalam bentuk tulis, singkat, simpel, menghemat kata-kata, dan tidak ingin mengikuti EYD. The background of the investigation was the instant people's mindset in representing reality in the form of language, for example, the use of abbreviation in communication. This fact is one of the novelties in the language use. However, if the novelty is not limited in its use, that kind of thing will trigger fatal consequence; the vanishing of language function. There were some problems that were investigated in this research: (1) kinds of abbreviations in teenagers in Bandung, (2) abbreviations pattern in teenagers in Bandung, and (3) factors caused the increasing of abbreviation use in teenagers in Bandung. This research aimed at investigating: (1) kinds of abbreviations in teenagers in Bandung, (2) abbreviations pattern in teenagers in Bandung, and (3) factors caused abbreviation use in teenagers in Bandung faktor.The theories used in analyzing data were, (1) morphology theories, (2) abbreviation theories, (3) kinds of abbreviation theories, (4) abbreviation pattern theories, (5) sociolinguistics theories, and (6) adolescence theories. This research employed sociolinguistics and descriptive qualitative methodological approaches. The data that were included in this investigation were both written and spoken abbreviation done by the teenagers in Bandung.The data were gathered through the teenager's social media accounts taken from facebook andtwitter.There were some techniques used to gather the data such as questionnaire, observation, interview and documentary study. The steps of analyzing data included data transcribing, identification, classification, and conclusion of the study results. There were 170 data analyzed based on the kind and pattern of abbreviation based on Kridalaksana (1992: 159-178). The results revealed that there were 65 abbreviation data, 104 acronym data, and the 1 fuse of acronym and abbreviation. Abbreviations were used in both spoken and written language. The factors caused the use of spoken abbreviation in teenagers in Bandung was the intention to be considered as a part of cool, up-dated, sturdy, sociable and not out-dated group. While in terms of written language, it done to reduce words, to be brief and simple and did not want to follow EYD.
Item Description:http://repository.upi.edu/2368/1/S_IND_0902615_Title.pdf
http://repository.upi.edu/2368/2/S_IND_0902615_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/2368/3/S_IND_0902615_Table_of_Content.pdf
http://repository.upi.edu/2368/4/S_IND_0902615_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/2368/5/S_IND_0902615_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/2368/6/S_IND_0902615_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/2368/7/S_IND_0902615_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/2368/8/S_IND_0902615_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/2368/9/S_IND_0902615_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/2368/10/S_IND_0902615_Appendix.pdf