KEGAGALAN PRAGMATIK DALAM MENANGGAPI ILOKUSI TUTURAN TAK LANGSUNG

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pernyataan bahwa sebuah tuturan yang dihasilkan pada saat berkomunikasi tidak selalu dapat langsung dipahami oleh mitra tutur. Padahal, adanya kesamaan dalam memahami tuturan antara penutur dan petutur adalah hal penting dalam berkomunikasi karena komunika...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Putri, Arnelia (Author)
Format: Book
Published: 2016-08-12.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pernyataan bahwa sebuah tuturan yang dihasilkan pada saat berkomunikasi tidak selalu dapat langsung dipahami oleh mitra tutur. Padahal, adanya kesamaan dalam memahami tuturan antara penutur dan petutur adalah hal penting dalam berkomunikasi karena komunikasi akan berjalan dengan lancar selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Di samping itu, fakta di lapangan menunjukkan bahwa dalam bertutur tidaklah selalu lancar karena penutur tidak selalu menyampaikan tuturannya secara langsung, terkadang tuturan yang disampaikan bermakna ganda, serta maksud atau tujuan dari sebuah tuturan seringkali diungkapkan dalam bentuk yang tidak sama. Kondisi seperti ini dikenal dengan istilah kegagalam pragmatik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap bentuk tuturan tak langsung yang gagal dipahami oleh mitra tutur, mengungkap kegagalan pragmalinguistik dilihat dari aspek makna leksikal yang dipakai oleh penutur dalam tuturan tak langsung, dan mengungkap kegagalan sosiopragmatik dari tuturan yang digunakan penutur dilihat dari variabel sosial penuturnya (peran dan status, jenis kelamin, usia, dominasi/ otoritas, serta latar belakang budaya). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode simak. Penelitian ini menggunakan sampel berupa peristiwa tutur yang terjadi di lingkungan kampus pascasarjana salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Bandung. Latar (setting) yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini, yakni: (1) kegiatan belajar mengajar, (2) pelayanan mahasiswa dan fasilitas umum kampus, (3) diskusi atau belajar bersama, (4) kantin dan rumah kontrakan, dan (5) kegiatan kemahasiswaan. Dari penelitian ini, ditemukan 11 kalimat deklaratif, 6 kalimat interogatif, dan 1 kalimat imperatif yang merupakan bentuk tuturan tak langsung yang gagal dipahami berdasarkan teori sintaksis, sedangkan berdasarkan teori tindak tutur ditemukan 5 tuturan representatif (asertif), tindak tutur direktif sebanyak 11 tuturan, dan tindak tutur ekspresif sebanyak 2 tuturan. Jadi, bentuk tindak tutur tak langsung yang banyak mengalami kegagalan pragmatik yakni tindak tutur direktif sebanyak 11 tuturan. Jenis kegagalan pragmalinguistik ditemukan sebanyak 13 tuturan dikarenakan penggunaan diksi dan pembentukan kata dan ditemukan 5 tuturan tak langsung yang termasuk ke dalam jenis kegagalan sosiopragmatik, di antaranya disebabkan oleh peran dan status, perbedaan jenis kelamin, dan perbedaan usia.;-- Principally, in oral communication, reciprocal understanding of the message in the speech must exist between speaker and hearer, but in fact, hearer does not always grasp the message meant by the speaker. This very statement becomes the background of the study. The data obtained proves that the speech between speaker and hearer does not always run well due to indirect speech usage, ambiguity, dissimilarity between speech intend that usually referred as pragmatic failure. The aims of the study are to reveal indirect speech that failed to be comprehended by the hearer and to reveal socio-pragmatic failure from social variable of the speaker (role and status, gender, age, domination/authority, and cultural background). This is the descriptive qualitative study that data obtained by involved conversation observation technique. The data is taken from several speech events that take place around postgraduate program in one of state university in Bandung. The setting involve (1) teaching and learning activities, (2) college students' service, (3) discussion session, (4) university canteen and rented house, and (5) college students' activities. The study finds indirect speeches that fail to be comprehended by the hearer based on syntax theory and speech act theory. Based on syntax theory, there are 11 declarative, 6 interrogative forms, and 1 imperative form. While based on speech act theory, there are 5 representative/assertive, 11 directive, and 2 expressive. In conclusion, indirect speech that often generates pragmatic failure is directive form (11). On the other hand, the study finds pragmalinguistic and sociopragmatic failure as well. In pragmalinguistic failure, the study finds 13 failure caused by diction and word formation. While in sociopragmatic failure, the study finds 5 indirect speeches caused by role and status, gender, and age.
Item Description:http://repository.upi.edu/24808/1/T_LING_1303369_Title.pdf
http://repository.upi.edu/24808/2/T_LING_1303369_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/24808/3/T_LING_1303369_Table_of_Content.pdf
http://repository.upi.edu/24808/4/T_LING_1303369_Chapter%201.pdf
http://repository.upi.edu/24808/5/T_LING_1303369_Chapter%202.pdf
http://repository.upi.edu/24808/6/T_LING_1303369_Chapter%203.pdf
http://repository.upi.edu/24808/7/T_LING_1303369_Chapter%204.pdf
http://repository.upi.edu/24808/8/T_LING_1303369_Chapter%205.pdf
http://repository.upi.edu/24808/9/T_LING_1303369_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/24808/10/T_LING_1303369_Appendix.pdf