TRADISI MERANTAU PEDAGANG BUBUR KACANG IJO ASAL KUNINGAN DI YOGYAKARTA TAHUN 1950 - 2015
Skripsi ini berjudul "Tradisi Merantau Pedagang Bubur Kacang Ijo Asal Kuningan Di Yogyakarta Tahun 1950 - 2015". Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena tradisi merantau masyarakat Sunda, yang notabene tidak mempunyai tradisi merantau, khusunya masyarakat Kuningan yang berdagan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2016-10-31.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Skripsi ini berjudul "Tradisi Merantau Pedagang Bubur Kacang Ijo Asal Kuningan Di Yogyakarta Tahun 1950 - 2015". Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena tradisi merantau masyarakat Sunda, yang notabene tidak mempunyai tradisi merantau, khusunya masyarakat Kuningan yang berdagang Burjo (Bubur Kacang Ijo) di Yogyakarta. Daya tarik Yogyakarta sebagai kota pelajar, tentunya tidak lepas dari mahasiswa yang sedang menuntut ilmu disana. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti kajian tentang pedagang Burjo (bubur kacang ijo), dengan permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimana awal mula tradisi merantau pedagang Burjo (Bubur Kacang Ijo) asal Kuningan ke Yogyakarta ?, 2) Bagaimana gelombang kedatangan perantau asal Kuningan yang berdagang Burjo (Bubur Kacang Ijo) di Yogyakarta?, 3) Bagaimana perkembangan kehidupan pedagang Burjo (Bubur Kacang Ijo) di Yogyakarta ?, 4) Bagaimana pedagang Burjo (Bubur Kacang Ijo), memberikan kontribusi bagi Yogyakarta selaku daerah perantauan ?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode historis meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Heuristik 2) Kritik Sumber 3) Interpretasi 4) Historiografi. Selain itu adapula teknik yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yakni studi literatur, wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun hasil penelitian yang didapat yaitu: tradisi merantau masyarakat Kuningan, dilakukan terus menerus dan berulang - ulang oleh kerabat atau keturunan mereka sebagai sebuah pola kebiasaan, tetapi bukan merupakan keharusan adat. Perantau Kuningan mempunyai orientasi pekerjaan dalam sektor informal salah satunya adalah berdagang burjo. Keunggulan warung burjo milik warga Kuningan yang banyak menjamur di Yogyakarta, tidak terlepas dari kemampuan perkumpulan pengusaha perantau asal Kuningan menjalin hubungan dengan berbagai pihak selama tinggal di perantauan. Respon masyarakat Yogya sendiri sangat positif terhadap warga Kuningan. Selama pedagang burjo berada dan berkembang di Yogya, tidak pernah terjadi konflik baik dengan masyarakat maupun sesama pedagang lainnya. Selain itu perhatian mereka terhadap daerah asal dan sebaliknya, membuat pedagang burjo mampu berkontribusi lebih terhadap Kabupaten Kuningan. Baik untuk menambah pendapatan daerah maupun mengurangi angka pengangguran.;---This study entitled "Merantau Tradition of Mung Bean Porridge Vendor from Kuningan in Yogyakarta Year 1950 - 2015" aimed at investigating merantau (hometown leaving) tradition phenomenon of Sundanese people, who generally don't have the tradition, especially Kuningan people that sell mung bean porridge in Yogyakarta. Yogyakarta as The City of Students is famous due to the plenty amount of tertiary students studying there. Taking that into consideration, the author was interested in conducting a study on the mung bean porridge vendors with the following research questions: 1) How was merantau tradition of mung bean porridge vendors from Kuningan to Yogyakarta started? 2) How is the arrival wave of perantau from Kuningan that sell mung bean porridge to Yogyakarta? 3) How is the development of the life of mung bean porridge vendors in Yogyakarta? 4) How are mung bean porridge vendors contribute to Yogyakarta? The method used in this study was historical method that includes the following steps: 1) Heuristic, 2) Source Criticism, 3) Interpretation, 4) Historiographic. Moreover, the technics used by the author in this study were literature study, interview and documentation study. Finally, the results of the study are: Merantau tradition has been done by Kuningan people continuously and repeatedly by their relatives or descendants as a pattern of custom, but not as an ethnical obligation. Perantau of Kuningan have a tendency of working in informal sectors such as selling mung bean porridge. The excellence of the plentiful mung bean porridge shops owned by the people of Kuningan is inseparable from the community of perantau vendors from Kuningan that networks well with various parties during their stay in Yogyakarta. This complemented by the very positive response from Yogyakarta people. The existence and development of mung bean porridge vendors in Yogyakarta has never created conflict between vendors or with the people. In addition, their concern to their hometown allow them to contribute more to Kuningan District, both by increasing the regional income and decreasing the unemployment rate of Kuningan District. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/27182/1/S_SEJ_1204458_Title.pdf http://repository.upi.edu/27182/1/S_SEJ_1204458_Abstract.pdf http://repository.upi.edu/27182/2/S_SEJ_1204458_Table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/27182/3/S_SEJ_1204458_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/27182/4/S_SEJ_1204458_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/27182/5/S_SEJ_1204458_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/27182/6/S_SEJ_1204458_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/27182/7/S_SEJ_1204458_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/27182/8/S_SEJ_1204458_Bibliography.pdf http://repository.upi.edu/27182/9/S_SEJ_1204458_Appendix.pdf |