PENGUATAN IDENTITAS BUDAYA MELALUI PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI SMKN 1 BUAY BAHUGA LAMPUNG

Lampung terdiri dari penduduk yang multietnis. Kemultietnisan tersebut kerap menimbulkan polemik dimasyarakat maupun di dalam lingkup pendidikan. Perlu adanya tindakan yang tepat sebagai pemersatu dalam menyamakan pemahaman dan kebersamaan siswa terhadap identitas budaya setempat (Lampung) berdasark...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Agnesia, Gatra (Author)
Format: Book
Published: 2016-08-23.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Lampung terdiri dari penduduk yang multietnis. Kemultietnisan tersebut kerap menimbulkan polemik dimasyarakat maupun di dalam lingkup pendidikan. Perlu adanya tindakan yang tepat sebagai pemersatu dalam menyamakan pemahaman dan kebersamaan siswa terhadap identitas budaya setempat (Lampung) berdasarkan pemahaman simbol makna falsafah budaya Lampung yaitu nemui nyimah "sikap ramah dan terbuka" dan nengah nyappur "mudah bergaul. Pembelajaran ini diimplementasikan pada siswa SMKN 1 Buay Bahuga kelas X. TKJ 1 dan di lakukan sebanyak empat kali siklus. Tari melinting di dalamnya memiliki makna dan nilai yang mencerminkan karakter dan identitas Lampung. Materi ajar pada siklus 1 dan 2 adalah pemahaman makna dan nilai tari melinting berdasarkan falsafah nemui nyimah dengan indikator ramah, sopan, dan toleransi. Siklus 3 dan 4 pemahaman makna dan nilai tari melinting berdasarkan falsafah nengah nyappur dengan indikator senang bersosialisasi dan interaktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Action Research (AR), sedangkan implementasi pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning/CTL). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh aspek sikap pada siklus 1 dan 2 terjadi peningkatan jumlah presentase siswa yang mengalami perubahan sikap pada kriteria baik dari 19 % menjadi 31%, kriteria cukup dari 44% menjadi 45%, dan kriteria kurang dari 37% menurun menjadi 24%. Siklus 3 dan 4 terjadi peningkatan jumlah presentase siswa yang mengalami perubahan sikap pada kriteria baik dari 29% menjadi 52%, kriteria cukup dari 30% menurun menjadi 27%, dan kriteria kurang dari 41% menurun menjadi 21%. Adapun Aktivitas siswa dilihat dari tiga aspek yaitu, aspek visual activities, motor activities, dan aspek emotional activities. Berdasarkan hal tersebut sehingga dapat diketahui terjadinya perubahan prilaku pada siswa setelah proses pembelajaran. ;---Lampung consists of multi-ethnic population. The multi-ethnicity often engenders problems either in the society or in the education scope. The presence of the right action serving as "the glue" to uniform the understanding and togetherness among students towards the identity of the local culture (i.e. Lampung) based on the symbolic understanding of Lampung cultural philosophical meaning nemui nyimah "friendly and open-minded" as well nengah nyappur "easy to get along". This learning is implemented to the tenth-graders of SMKN 1 Buay Bahuga. There is TKJ 1 and four times cycles. Melinting dance contains meaning and value reflecting the character and identity of Lampungnes. The lesson materials for cycles 1 and 2 is the understanding of the meaning and value of melinting dance in terms of philosophy nemui nyimah with its indicators such as friendly, polite, and tolerant. The cycles 3 and 4 give the understanding of value and meaning of melinting dance in terms of the philosophy nengah nyappur with its indicators interactive and easy to get along. This current study employs qualitative approach with Action Research (AR) method while the learning implantation uses Contextual Teaching Learning (CTL) method. The results show that from the behavior aspect found in the cycle 1 and 2, the percentages of students who undergo the behavior change increases slightly, that is with the criterion "good" (19 % to 31%); with the criterion "moderate" (44% to 45%), and with the criterion "deficient" (37% to 24%). In the cycle 3 and 4, it reveals the increase and decrease of the percentages of students who undergo the behavior change, that is with the criterion "good" 29% to 52%); with the criterion "moderate" (30% to 27%); and with the criterion "deficient" (41% to 21%). Moreover, the students' activity is viewed from three aspects, namely visual activities, motor activities, and emotional activities. Based on the consideration, the behavior change in the students after the learning can be detected.
Item Description:http://repository.upi.edu/27642/1/T_PSN_1402519_Title.pdf
http://repository.upi.edu/27642/2/T_PSN_1402519_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/27642/3/T_PSN_1402519_Table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/27642/4/T_PSN_1402519_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/27642/5/T_PSN_1402519_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/27642/6/T_PSN_1402519_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/27642/7/T_PSN_1402519_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/27642/8/T_PSN_1402519_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/27642/9/T_PSN_1402519_Chapter6.pdf
http://repository.upi.edu/27642/10/T_PSN_1402519_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/27642/11/T_PSN_1402519_Appendix.pdf