ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI CITAMENG II KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT
Garut merupakan salah satu produsen padi andalan di Jawa Barat, untuk menjaga agar produksi padi di Garut tetap berkembang maka harus adanya pengelolaa terhadap jarigan-jaringan irigasi teknis mau nonteknis yang berada di Kabupaten Garut. Salah satu daerah irigasi fungsional pemerintah dikabupaten G...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2014-08-28.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Garut merupakan salah satu produsen padi andalan di Jawa Barat, untuk menjaga agar produksi padi di Garut tetap berkembang maka harus adanya pengelolaa terhadap jarigan-jaringan irigasi teknis mau nonteknis yang berada di Kabupaten Garut. Salah satu daerah irigasi fungsional pemerintah dikabupaten Garut adalah Daerah Irigasi Citameng-II yang berada di Kecamatan Cibatu dan mempunyai luasan sebesar 341,00 ha. Pada saat ini ketersediaan air di Bendung Citameng II belum mampu memenuhi kebutuhan air di Daerah Irigasi Citameng-II dikarenakan kekeringan dan juga alih fungsi lahan disekitar Sungai Citameng-II. Pada kasus ini, penulis memberikan alternatif dalam penentuan pola tanam dan masa tanam untuk Daerah Irigasi Citameng-II guna memenuhi kebutuhan air irigasi dengan ketersediaan air yang ada di Bendung Citameng II . Ketersediaan air di Bendung Citameng-II terbesar berada pada periode April II dengan debit rata-rata sebesar 771,2 lt/det yaitu pada bulan Maret ke II dan terkecil yaitu sebesar 134 lt/det pada bulan September ke II dan Oktober I. Dari alternatif-alternatif yang dilakukan ternyata kebutuhan akan terpenuhi 100% apa bila tata tanam digunakan dengan pola tanam Padi-Padi-Palawija dengan 4 Golongan dengan awal musim tanam di mulai pada periode November I (Golongan 1), 15 November dan 01 Desember (Golongan 2, Golongan 3, dan 4 berturut - turut). dengan musim tanam ke I (MT I) luas lahan tanam ideal sebesar 303 Hektar yang dibagi rata dengan 4 golongan, sebesar 303/4 = 75,75 hektar, sedangkan pada musim tanam ke II (MT II) luas lahan tanam ideal sebesar 220 hektar yang dibagi rata dengan 4 golongan, sebesar 220/4 = 55 hektar, dan pada musim tanam ke III (MT III) luas lahan tanam ideal sebesar 166 hektar yang dibagi rata dengan 4 golongan, sebesar 166/4 = 41,5 hektar. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/28079/1/TA_TS_1105375_Title.pdf http://repository.upi.edu/28079/2/TA_TS_1105375_Abstract.pdf http://repository.upi.edu/28079/3/TA_TS_1105375_Table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/28079/4/TA_TS_1105375_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/28079/5/TA_TS_1105375_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/28079/6/TA_TS_1105375_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/28079/7/TA_TS_1105375_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/28079/8/TA_TS_1105375_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/28079/9/TA_TS_1105375_Bibliography.pdf |