ANALISIS TUTUTAN SI BOLANG SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN MENCERITAKAN PENGALAMAN BAGI SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Kemampuan berbicara merupakan salah satu solusi untuk dapat berinteraksi satu sama lain. Melalui berbicara, seseorang dapat menyampaikan informasi yang diinginkan untuk disampaikan kepada orang lain. Ellis, dkk (1989:101) menyebutkan bahwa "orang yang memiliki kemampuan berbicara yang baik akan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: wildan, agus (Author)
Format: Book
Published: 2017-06-29.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Kemampuan berbicara merupakan salah satu solusi untuk dapat berinteraksi satu sama lain. Melalui berbicara, seseorang dapat menyampaikan informasi yang diinginkan untuk disampaikan kepada orang lain. Ellis, dkk (1989:101) menyebutkan bahwa "orang yang memiliki kemampuan berbicara yang baik akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional." Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa adalah dengan bercerita tentang pengalaman. Melalui bercerita, siswa dapat berbicara dengan bebas aktif menceritakan pengalaman pribadinya karena siswa sudah terbiasa berbicara di lingkungan rumahnya dan tidak harus menggunakan bahasa baku. Dalam mencerikan kembali pengalaman, yang perlu diperhatikan adalah penggunaan tuturan. Tetapi, faktanya banyak yang belum memahami tentang penggunaan tuturan, sehingga diperlukan bahan pembelajaran yang tepat untuk menceritakan pengalaman. Oleh karenanya, peneliti akan menganalisis tentang penggunaan tuturan pada serial Si Bolang. Penelitian ini mencakup (1) tuturan apa saja yang terdapat pada serial Si Bolang, (2) penggunaan tuturan pada serial Si Bolang, (3) bahan pembelajaran menceritakan pengalaman bagi siswa kelas III Sekolah Dasar berdasarkan hasil analisis pada serial Si Bolang. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi. Dimana, peneliti mengumpulkan data dengan menganalisis film pada serial Si Bolang, kemudian ditranskip data tersebut kedalam bentuk dokumen. Akhirnya peneliti menemukan tuturan-tuturan yang bervariasi, menurut Richard dalam Syamsudin (1992:67), tindak tutur ialah "the things we actually do when we speak" atau "the minimal unit of speaking whichcan be said to have a function" artinya, sesuai apa yang kita lakukan dalam rangka berbicara atau suatu unit bahasa yang berfungsi di dalam sebuah percakapan. Disini peneliti menemukan hanya empat tindak tutur ilokusi, yakni asertif, direktif, ekspresif dan komisif. Aslinya, sebenarnya ada lima, sesuai yang diungkapkan oleh John R.Searle (1983) bahwa tindak tutur ilokusi sesuai dengan fungsi komunikatif yaitu: (1) asertif, (2) direktif, (3) ekspreif, (4) komisif, dan (5) deklarasi. Hasil dari analisis ini nantinya akan dibuat sebagai bahan pembelajaran menceritakan pengalaman bagi siswa kelas III Sekolah Dasar.
Item Description:http://repository.upi.edu/30385/1/S_KDSERANG_1303758_Title.pdf
http://repository.upi.edu/30385/2/S_KDSERANG_1303758_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/30385/3/S_KDSERANG_1303758_Table%20Of%20Content.pdf
http://repository.upi.edu/30385/4/S_KDSERANG_1303758_Chapter%201.pdf
http://repository.upi.edu/30385/5/S_KDSERANG_1303758_Chapter%202.pdf
http://repository.upi.edu/30385/6/S_KDSERANG_1303758_Chapter%203.pdf
http://repository.upi.edu/30385/7/S_KDSERANG_1303758_Chapter%204.pdf
http://repository.upi.edu/30385/8/S_KDSERANG_1303758_Chapter%205.pdf
http://repository.upi.edu/30385/9/S_KDSERANG_1303758_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/30385/10/S_KDSERANG_1303758_Appendix.pdf