NILAI-NILAI SOLIDARITAS SOSIAL DALAM TRADISI NGARUMAT PUSAKA DI SITUS BUMI ALIT KABUYUTAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS: Studi Deskriptif Analisis di Desa Lebakwangi dan Desa Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung

Manusia merupakan makhluk sosial yang sejatinya memerlukan orang lain untuk dapat memenuhi segala kebutuhannya. Namun seiring berjalannya waktu dan masifnya perkembangan teknologi, manusia menjadi cenderung individualis, apatis dan hedonis. Sifat-sifat tersebut sama sekali tidak mencerminkan jati di...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nurlestari, Suci (Author)
Format: Book
Published: 2017-06-19.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Manusia merupakan makhluk sosial yang sejatinya memerlukan orang lain untuk dapat memenuhi segala kebutuhannya. Namun seiring berjalannya waktu dan masifnya perkembangan teknologi, manusia menjadi cenderung individualis, apatis dan hedonis. Sifat-sifat tersebut sama sekali tidak mencerminkan jati diri bangsa Indonesia. Padahal jati diri bangsa Indonesia sangat penting dipertahankan agar bisa menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah satu solusi dari kenyataan ini adalah perlu adanya solidaritas yang tinggi. Menariknya, nilai-nilai solidaritas sosial ternyata dapat ditemukan pada masyarakat adat seuweu-siwi Lebakwangi-Batukarut dalam suatu kebudayaan yang hendak dikaji yaitu tradisi ngarumat pusaka di situs bumi alit kabuyutan. Penelitian ini didasarkan atas tiga permasalahan, yaitu karakteristik masyarakat seuweu-siwi Lebakwangi-Batukaru kecamatan Arjasari, pelaksanaan tradisi ngarumat pusaka di situs bumi alit kabuyutan kecamatan Arjasari, dan nilai-nilai solidaritas sosial dalam tradisi ngarumat pusaka di situs bumi alit kabuyutan kecamatan Arjasari. Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan tersebut adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Data-data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Penelitian mengungkapkan bahwa: Pertama, masyarakat seuweu-siwi Lebakwangi-Batukarut merupakan masyarakat adat karena mereka terikat oleh sejarah leluhur mereka dan masih melestarikan kebudayaannya. Kedua, pelaksanaan tradisi ngarumat pusaka diawali dengan memandikan benda-benda pusaka, memandikan gamelan goong renteng Embah Bandong, pertunjukan gamelan, pembukaan, pembacaan ayat suci, sambutan, do'a mulud, dan makan bersama. Ketiga, nilai-nilai solidaritas sosial yang ada dalam tradisi ngarumat pusaka adalah kesatuan, kekeluargaan, persahabatan, kesetiakawanan, perasaan sepenanggungan, saling menghormati, dan kekompakan. Humans are social beings who actually need other people to fulfill all their needs. As time passing by and the massive development of technology, human beings tend to be individualistic, apathetic and hedonic. These traits do not reflect the identity of the Indonesian at all. While the identity of the Indonesian is very important to be maintained in order to become a good citizen in accordance with the objectives of Social Science learning. One of the solution to this fact is the need for high solidarity. Interestingly, the values of social solidarity can be found in seuweu-siwi society Lebakwangi-Batukarut in a studied culture namely ngarumat pusaka tradition in bumi alit kabuyutan site. This study is based on three problems, that are: how is the characteristic of seuweu-siwi society Lebakwangi-Batukarut, Arjasari, how is the implementation of ngarumat pusaka tradition in bumi alit kabuyutan site, Arjasari, and what are the social solidarity values in ngarumat pusaka tradition in bumi alit kabuyutan site, Arjasari. The approach used to reveal the problems is a qualitative approach with analysis descriptive method. The data were obtained by observation, interview, documentation study, and literature study. The study reveals that: First, the people of Lebakwangi-Batukarut are indigenous people because they are bound by the history of their ancestors and preserve their culture. Second, the implementation of ngarumat pusaka tradition begins by bathing the heirlooms, bathing gamelan goong renteng Embah Bandong, gamelan performances, opening ceremony, reciting verses, greetings, mulud prayers, and eating together. Third, he social solidarity values that exist in ngarumat pusaka tradition are unity, kinship, friendship, solidarity, solace, respect, and cohesiveness.
Item Description:http://repository.upi.edu/31323/1/S_PSIPS_1307630_Title.pdf
http://repository.upi.edu/31323/2/S_PSIPS_1307630_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/31323/3/S_PSIPS_1307630_Table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/31323/4/S_PSIPS_1307630_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/31323/5/S_PSIPS_1307630_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/31323/6/S_PSIPS_1307630_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/31323/7/S_PSIPS_1307630_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/31323/8/S_PSIPS_1307630_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/31323/9/S_PSIPS_1307630_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/31323/10/S_PSIPS_1307630_Appendix1.pdf
http://repository.upi.edu/31323/11/S_PSIPS_1307630_Appendix2.pdf
http://repository.upi.edu/31323/12/S_PSIPS_1307630_Appendix3.pdf