ANALISIS KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI NON KEUANGAN DI INDONESIA: STUDI DETERMINAN STRUKTUR MODAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN BERDASARKAN UKURAN PERUSAHAAN DAN INDUSTRI

Trade-Off Theory dan Pecking Order Theory merupakan teori struktur modal modern yang dinilai kompeten untuk menjelaskan kebijakan struktur modal perusahaan, akan tetapi fenomena "Capital Structure Puzzle" terkait pengujian kedua teori tersebut banyak ditemukan di berbagai penelitian. Studi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sari, Maya (Author)
Format: Book
Published: 2017-08-24.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Trade-Off Theory dan Pecking Order Theory merupakan teori struktur modal modern yang dinilai kompeten untuk menjelaskan kebijakan struktur modal perusahaan, akan tetapi fenomena "Capital Structure Puzzle" terkait pengujian kedua teori tersebut banyak ditemukan di berbagai penelitian. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan struktur modal melalui pengujian model Pecking Order dan Trade-Off, sehingga dapat diketahui, teori yang lebih mendukung fenomena kebijakan struktur modal perusahaan di Indonesia. Analisa determinan struktur modal dan analisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dilakukan untuk pengujian kedua teori tersebut. Determinan struktur modal yang digunakan terdiri dari likuiditas, profitabilitas, kepemilikan institusional, tangibility, pertumbuhan perusahaan, dan efisiensi yang dimoderasi oleh ukuran perusahaan dan jenis industri. Sampel penelitian adalah perusahaan pada sektor industri non keuangan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2003-2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, sedangkan teknik analisis menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan pertumbuhan perusahaan dan efisiensi memberikan pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Tangibility berpengaruh positif, akan tetapi bukan faktor utama yang menentukan struktur modal. Ukuran perusahaan memberikan efek moderasi yang memperkuat hubungan struktur modal dengan likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional, sebaliknya memberikan efek moderasi yang memperlemah hubungan struktur modal dengan efisiensi. Jenis industri memberikan efek moderasi yang memperkuat hubungan struktur modal dengan likuiditas dan kepemilikan institutional, akan tetapi memperlemah hubungan struktur modal dengan kinerja profitabilitas, tangibility, pertumbuhan perusahaan dan efisiensi. Temuan penelitian menunjukan arah kebijakan struktur modal pada perusahaan di sektor industri non keuangan, sejalan dengan pola Pecking Order dan menguat pada perusahaan besar dan perusahaan manufaktur. Kebijakan struktur modal yang mengacu pada Pecking Order diperkuat juga dengan temuan penelitian yang menunjukan adanya pengaruh negatif struktur modal terhadap nilai perusahaan.Asumsi asimentris informasi yang selama ini menjelaskan pola POT di berbagai penelitian, tidak relevan untuk menjelaskan kebijakan struktur modal perusahaan sektor industri non keuangan di Indonesia. Asymmetric information assumptions that have been described in POT patterns in various studies, are not relevant to explain the capital structure policy of non-financial industry sector in Indonesia.------------ Trade-Off Theory dan Pecking Order Theory merupakan teori struktur modal modern yang dinilai kompeten untuk menjelaskan kebijakan struktur modal perusahaan, akan tetapi fenomena "Capital Structure Puzzle" terkait pengujian kedua teori tersebut banyak ditemukan di berbagai penelitian. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan struktur modal melalui pengujian model Pecking Order dan Trade-Off, sehingga dapat diketahui, teori yang lebih mendukung fenomena kebijakan struktur modal perusahaan di Indonesia. Analisa determinan struktur modal dan analisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dilakukan untuk pengujian kedua teori tersebut. Determinan struktur modal yang digunakan terdiri dari likuiditas, profitabilitas, kepemilikan institusional, tangibility, pertumbuhan perusahaan, dan efisiensi yang dimoderasi oleh ukuran perusahaan dan jenis industri. Sampel penelitian adalah perusahaan pada sektor industri non keuangan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2003-2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, sedangkan teknik analisis menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan pertumbuhan perusahaan dan efisiensi memberikan pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Tangibility berpengaruh positif, akan tetapi bukan faktor utama yang menentukan struktur modal. Ukuran perusahaan memberikan efek moderasi yang memperkuat hubungan struktur modal dengan likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional, sebaliknya memberikan efek moderasi yang memperlemah hubungan struktur modal dengan efisiensi. Jenis industri memberikan efek moderasi yang memperkuat hubungan struktur modal dengan likuiditas dan kepemilikan institutional, akan tetapi memperlemah hubungan struktur modal dengan kinerja profitabilitas, tangibility, pertumbuhan perusahaan dan efisiensi. Temuan penelitian menunjukan arah kebijakan struktur modal pada perusahaan di sektor industri non keuangan, sejalan dengan pola Pecking Order dan menguat pada perusahaan besar dan perusahaan manufaktur. Kebijakan struktur modal yang mengacu pada Pecking Order diperkuat juga dengan temuan penelitian yang menunjukan adanya pengaruh negatif struktur modal terhadap nilai perusahaan.Asumsi asimentris informasi yang selama ini menjelaskan pola POT di berbagai penelitian, tidak relevan untuk menjelaskan kebijakan struktur modal perusahaan sektor industri non keuangan di Indonesia. Asymmetric information assumptions that have been described in POT patterns in various studies, are not relevant to explain the capital structure policy of non-financial industry sector in Indonesia.
Item Description:http://repository.upi.edu/31974/1/D_IMN_1202233_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/31974/2/D_IMN_1202233_Table_of_Content.pdf
http://repository.upi.edu/31974/3/D_IMN_1202233_Chapter%201.docx
http://repository.upi.edu/31974/4/D_IMN_1202233_Chapter%202.pdf
http://repository.upi.edu/31974/5/D_IMN_1202233_Chapter%203.pdf
http://repository.upi.edu/31974/6/D_IMN_1202233_Chapter%204.pdf
http://repository.upi.edu/31974/7/D_IMN_1202233_Chapter%205.pdf
http://repository.upi.edu/31974/8/D_IMN_1202233_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/31974/9/D_IMN_1202233_Appendix.pdf