PUISI SAWÉR TURUN TANAH DI KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS: ANALISIS STRUKTUR, PROSES PENCIPTAAN, KONTEKS PENUTURAN, FUNGSI, DAN MAKNA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang pahamnya masyarakat penutur terhadap fungsi yang terdapat pada upacara sawér dan mulai tidak adanya generasi penerus yang melanjutkan upacara sawér turun tanah, sehingga penulis memilih puisi sawér turun tanah (PSTT) sebagai objek penelitian ini. Rumusa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Firmansyah, Hari (Author)
Format: Book
Published: 2013-11-20.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang pahamnya masyarakat penutur terhadap fungsi yang terdapat pada upacara sawér dan mulai tidak adanya generasi penerus yang melanjutkan upacara sawér turun tanah, sehingga penulis memilih puisi sawér turun tanah (PSTT) sebagai objek penelitian ini. Rumusan masalah penelitian ini yaitu: bagaimana struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, dan makna PSTT? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan hasil analisis yang meliputi analisis struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, dan makna PSTT. PSTT merupakan salah satu genre folklor lisan yang memiliki bentuk syair. PSTT terdiri dari 35 bait dan 142 larik, memiliki bentuk terikat dan puisi bebas. Analisis struktur terdiri dari formula sintaksis, formula bunyi, formuka irama, majas, dan isotopi. Pada teks ini tedapat 59 kalimat yang di dalamnya terdapat kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Asonansi yang dominan pada teks PSTT, yaitu vokal /a/, /u/, dan /i/, sedangkan aliterasi yang dominan, yaitu konsonan /n/, /ng/, /k/, /r/, dan /s/. Dalam teks PSTT terdapat asonansi dan aliterasi yang menimbulkan bunyi-bunyi ringan, serta ada beberapa bunyi yang terasa berat. Irama didominasi oleh nada-nada pendek dan diakhiri dengan nada sedang di tiap perpindahan bait, dengan dinamika yang menurun dan meliuk. Irama ini menimbulkan bunyi merdu, sehingga menciptakan suasana lembut, penuh kasih sayang,. PSTT ini terdapat majas hiperbola dan metafora. Pada analisis isotopi terdapat tiga motif yang nantinya menghasilkan tema dan makna bersama. Proses penciptaan PSTT dilakukan dengan cara terstruktur dan tidak terstruktur, karena terdapat sedikit perbedaan antara teks yang dituturkan saat upacara sawér dengan teks yang diingat penutur diluar pertunjukan. Hal ini karena adanya formula-formulaik dan usaha penutur menciptalan efek bunyi dan suasana. Fungsi PSTT di antaranya yaitu, sebagai sistem proyeksi, sebagai alat pengesah pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan, sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya, dan sebagai hiburan. Dari analisis pembentukan motif-motif dari isotopi, akan diperoleh makna keseluruhan dari teks PSTT, yaitu sebuah permohonan yang dipanjatkan kepada Tuhan agar dapat mengabulkan harapan-harapan dan nasehat-nasehat sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan anak yang diselamatkan, serta ungkapan-ungkpan rasa kebahagiaan orang tua.
Item Description:http://repository.upi.edu/3253/1/S_IND_0906372_TITLE.pdf
http://repository.upi.edu/3253/2/S_IND_0906372_ABSTRACT.pdf
http://repository.upi.edu/3253/3/S_IND_0906372_TABLE%20OF%20CONTENT.pdf
http://repository.upi.edu/3253/4/S_IND_0906372_CHAPTER1.pdf
http://repository.upi.edu/3253/5/S_IND_0906372_CHAPTER2.pdf
http://repository.upi.edu/3253/6/S_IND_0906372_CHAPTER3.pdf
http://repository.upi.edu/3253/7/S_IND_0906372_CHAPTER4.pdf
http://repository.upi.edu/3253/8/S_IND_0906372_CHAPTER5.pdf
http://repository.upi.edu/3253/9/S_IND_0906372_BIBLIOGRAPHY.pdf