LANDASAN FILSAFIAH BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN TELAAH HERMENEUTIKA-FENOMENOLOGIS TERHADAP NASKAH SANGHYANG SIKSAKANDANG KARESIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rumusan landasan filsafiah bimbingan dan konseling yang terkandung dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian. Landasan filsafiah dalam penelitian ini dibatasi dalam tiga aspek, yakni hakikat manusia, pandangan hidup, dan nilai-nilai. Landasan filsafiah...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ade Hidayat, - (Author)
Format: Book
Published: 2019-04-24.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rumusan landasan filsafiah bimbingan dan konseling yang terkandung dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian. Landasan filsafiah dalam penelitian ini dibatasi dalam tiga aspek, yakni hakikat manusia, pandangan hidup, dan nilai-nilai. Landasan filsafiah merupakan dasar perumusan cetak biru pendidikan Indonesia. Hal tersebut penting dirumuskan, agar arah pedagogik di Indonesia jelas arah eksistensinya. Ranah eksplorasi dan pengkajian pendidikan meliputi aspek fundasional, struktural, dan operasional. Perkembangan penelitian pendidikan dewasa ini lebih banyak berkutat pada aspek operasional, adapun ruang struktural, apalagi fundasional minim tersentuh. Aspek fundasional dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya dari kearifan budaya lokal. Maka relevansi dan signifikansi penelitian ini dimuat pada pengkajian hakikat manusia, pandangan hidup, dan nilai keutamaan dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian (SSK) untuk pengembangan bimbingan dan konseling. Hasil penelitian memberikan tiga implikasi, pertama bahwa bimbingan dan konseling sebagai bagian dari pendidikan harus dibangun di atas konsep kesatuan (integrasi) jasmani dan rohani, sehingga mampu menghasilkan manusia yang sehat, cerdas secara intelektual dan terpuji secara moral. Jika kedua komponen itu terpisah atau dipisahkan dalam proses layanan bimbingan dan konseling, maka manusia akan kehilangan keseimbangan dan tidak akan pernah menjadi pribadi-pribadi yang paripurna (parama). Kedua, bimbingan dan konseling diarahkan pada upaya optimalisasi potensi kesucian (fitrah) manusia, sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk konkrit, dalam arti berkemampuan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi diri, masyarakat dan lingkungan sebagai realisasi fungsi dan tujuan penciptaannya. Ketiga, naskah Sanghyang Siksakandang Karesian merumuskan nilai keutamaan yang dapat menjadi kunci untuk menghadirkan individu yang parama (sehat/optimal), meliputi keutamaan atma: kebijaksanaan yang terpancar dari jiwa/spiritualitas yang optimal, keutamaan dasakreta: kemanusiaan yang berorientasi kesejahteraan (wellbeing), dan keutamaan parigeuing: mengabdi/beramal pada lingkungan (ekologis) melalui pengendalian keinginan dan pengaturan tingkah laku. Tiga implikasi tersebut menjawab persoalan dan kebutuhan bagi tren pengembangan kajian multikulturalisme dalam ranah pendidikan dewasa ini yang berangkat pada penemuan orientasi untuk menghadapi kehidupan global yang berubah serba cepat. Kata Kunci: Filsafat Bimbingan dan Konseling, Hakikat Manusia, Nilai Keutamaan, Pandangan Hidup, Sanghyang Siksakandang Karesian.
Item Description:http://repository.upi.edu/35059/1/D_BK_1502287_Title.pdf
http://repository.upi.edu/35059/2/D_BK_1502287_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/35059/3/D_BK_1502287_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/35059/4/D_BK_1502287_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/35059/5/D_BK_1502287_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/35059/6/D_BK_1502287_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/35059/7/D_BK_1502287_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/35059/8/D_BK_1502287_Appendix.pdf