PERANAN KH. ABDUL WAHID HASYIM DALAM PEMERINTAHAN INDONESIA TAHUN (1945-1953)

• Main Author: Agung Syahriman, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2018-05-30.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/36773/1/S_SEJ_1400259_Title.pdf; http://repository.upi.edu/36773/2/S_SEJ_1400259_Tabel_of_Content.pdf; http://repository.upi.edu/36773/3/S_SEJ_1400259_Abstract.pdf; http://repository.upi.edu/36773/4/S_SEJ_1400259_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/36773/5/S_SEJ_1400259_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/36773/6/S_SEJ_1400259_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/36773/7/S_SEJ_1400259_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/36773/8/S_SEJ_1400259_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/36773/9/S_SEJ_1400259_Bibliography.pdf; http://repository.upi.edu/36773/10/S_SEJ_1400259_Appendix.pdf
• Keywords: BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc; D History (General); JQ Political institutions Asia

Skripsi ini berjudul "Peranan KH. Abdul Wahid Hasyim Dalam Pemerintahan Indonesia Tahun (1945-1953)". Latar belakang peneliti mengambil permasalahan ini disebabkan karena KH. Abdul Wahid Hasyim merupakan pelopor utama dalam menjalankan kementerian Agama pada masa Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang kementerian Agama disebut juga Shumubu, cikal bakal adanya kementerian Agama setelah kemerdekaan Indonesia. Masalah utama yang diangkat dari skripsi ini adalah "Bagaimana peranan KH. Abdul Wahid Hasyim dalam Pemerintahan Indonesia tahun 1945-1953?" Metode yang digunakan adalah metode penelitian historis dengan melakukan empat langkah penelitian yaitu, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu studi literature dengan mengkaji sumber-sumber literatur yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan diantaranya adalah Pertama, Sebelum kemerdekaan terjadi, KH. Abdul Wahid Hasyim ikut terlibat dalam beberapa organisasi yang berjuang melawan penjajah. Organisasi tersebut diantaranya seperti Nahdlatul Ulama (NU), dalam Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI), dan juga dalam organisasi Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi). Kedua, dalam proses kemerdekaan KH. Abdul Wahid Hasyim ikut terlibat dalam BPUPKI, Panitia Sembilan dan PPKI sekaligus terlibat dalam penyusunan pemerintahan Indonesia. Dalam BPUPKI KH. Abdul Wahid Hasyim ikut terlibat sebagai anggota, pada Panitia Sembilan KH. Abdul Wahid Hasyim ikut terlibat sebagai anggota yang merumuskan Piagam Jakarta, dan dalam PPKI KH. Abdul Wahid Hasyim ikut terlibat sebagai anggota yang mewakili wilayah Jawa. Bukan hanya itu saja, dalam PPKI KH. Abdul Wahid Hasyim salah satu dari perumus tujuh kata dalam perancangan undang-undang dasar Indonesia. Ketiga, setelah memasuki masa kemerdekaan, peran KH. Abdul Wahid Hasyim yaitu menjabat sebagai Menteri negara, Menteri Agama Republik Indonesia Serikat, dan menjabat sebagai Menteri Agama Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pertama. ..... This research is entitled "The Role of KH Abdul Wahid Hasyim in Indonesia Government in 1945-1953 Period". Background of the researcher takes this issue because of KH. Abdul Wahid Hasyim was main pioneer in endure the Ministry of Religious Affairs during the Unitary State of the Republic of Indonesia. While the Japanese occupation the Ministry of Religion also called as Shumubu, forerunner of Ministry of Religion existence after the independence of Indonesia. The main discussion which appointed from this thesis is "How the role of KH Abdul Wahid Hasyim in Indonesian Government in 1945-1953 Period?" The methodology in this research is historic research method that execute four research measures, which are; heuristic, critic, interpretation, and historiography. As for the technique of data collection is literature study by examine the relevant literature sources in the manner of studied issues. Based on the research results can be explained is First, before the occur of independence day, KH. Abdul Wahid Hasyim was participate in several organizations that fought against colonialist. The organizations mentioned, such as; Nahdlatul Ulama (NU), in Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI), and also in organization of Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi). Second, in the process of independence KH. Abdul Wahid Hasyim was involved in BPUPKI, Panitia Sembilan and PPKI at once participating in the preparation of Indonesia government. KH. Abdul Wahid Hasyim was involved as a member In BPUPKI, in Panitia Sembilan KH. Abdul Wahid Hasyim was follow as a member that formulating Piagam Jakarta, and also in PPKI KH. Abdul Wahid Hasyim was participate as a member that representing the territory of Java. Not only concern about that, in PPKI KH. Abdul Wahid Hasyim was one of seven words formulator in the planner of constitution of Indonesia. Third, after the period of independence, the role of KH. Abdul Wahid Hasyim as the State Minister, Minister of Religious Affairs of the United States of Indonesia, and the First Minister of Religious Affairs of the Republic of Indonesia.