STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENGEMBANGKAN CIVIC CULTURE MASYARAKAT MELAYU PALEMBANG: Suatu Kajian tentang Program Palembang EMAS 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi Pemerintah Kota Palembang dalam mengembangkan civic culture masyarakat Melayu Palembang. Kebudayaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari budaya Melayu. Dan salah satu kota yang sangat kental akan budaya Melayu itu adalah Palembang. Oleh karena...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Asmaul Husna, - (Author)
Format: Book
Published: 2018-05-28.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi Pemerintah Kota Palembang dalam mengembangkan civic culture masyarakat Melayu Palembang. Kebudayaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari budaya Melayu. Dan salah satu kota yang sangat kental akan budaya Melayu itu adalah Palembang. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Palembang mencanangkan sebuah Program Palembang EMAS 2018 guna mengembangkan civic culture Masyarakat Melayu Palembang. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan informan penelitian ini adalah Kepala Bidang HUMAS, Kepala bidang ekonomi kreatif Dinas Pariwisata, Staf Dinas Kebudayaan, Ketua PHRI Sumatera Selatan, Satuan Polisi Pamong Praja, Budayawan dan Duta Kebudayawan Kota Palembang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, studi literatur, observasi, dan dokumentasi. Hasil Penelitian ini, diketahui bahwa Sejarah Melayu Palembang tidak lepas dari keemasan Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam. Dan implementasi Program Palembang EMAS (Elok, Madani, Aman, dan Sejahtera) adalah kegiatan gotong royong, pengembalian hukum adat, pemakaian baju adat Melayu Palembang, event Triangle Culture Festival, safari subuh, Pengajian EMAS, PERDA terkait norma masyarakat, pembentukan hulu balang, bedah rumah, penataan pasar tradisional, pinjaman modal tanpa bunga dan lain sebagainya. Peluang-peluang yang dimiliki adalah keterlibatan masyarakat, berbagai event internasional, sumber daya alam yang ada sebagai destinasi wisata dan lain-lain. Hambatan yang ada yakni masih ada masyarakat yang tidak peduli dengan program tersebut, dana yang terbatas, dan penurunan PAD. Solusinya dengan terus mensosialisasikan akan program tersebut, menggandeng pihak swasta dan memperbanyak destinasi wisata baru. ..... This study aims to describe the strategy of Palembang City Government in developing civic culture of Palembang-Malay society. Indonesian culture cannot be separated from the Malay culture and one of the cities which still preserves this culture is Palembang. Therefore, to develop civic culture of Palembang Malay community, the Government of Palembang City launched a program known as the Palembang EMAS 2018 Program. This research used a qualitative study with case study approach. The sampling technique used purposive sampling and the participants of this research are the head of Public Relations, the head of creative economy from Tourism Department, Department of Culture staff, the head of PHRI South Sumatra, Public Order Enforcers, Cultural Observer and Cultural Ambassadors of Palembang City. Meanwhile, data collection techniques employed were interview, literature studies, observation, and documentation. The results of this study reveal that Palembang-Malay history cannot be separated from the golden age of Sriwijaya Kingdom and Sultanate of Palembang Darussalam. Furthermore, the implementation of Palembang EMAS Program (Elok, Madani, Aman, and Sejahtera) are done through mutual cooperation activities, the return of custom law, wearing traditional Palembang-Malay clothes, Triangle Culture Festival event, dawn safari, EMAS recitation activities, local regulations related to the norms of society, the establishment of district chief home repair, traditional market arrangement, non-interest venture capital loan, etc. There are some opportunities that are created by this program such as the involvement of the community in various international events, natural resources that become tourist destinations, etc. However, there are some obstacles that still appear such as the people who do not care about the program, limited funds, and decrease in locally-generated revenue. The solution of these problems is by socializing the program continuously, holding private parties and increasing new tourist destinations.
Item Description:http://repository.upi.edu/37845/1/T_PKN_1602968_Title.pdf
http://repository.upi.edu/37845/2/T_PKN_1602968_Tabel_of_Content.pdf
http://repository.upi.edu/37845/3/T_PKN_1602968_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/37845/4/T_PKN_1602968_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/37845/5/T_PKN_1602968_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/37845/6/T_PKN_1602968_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/37845/7/T_PKN_1602968_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/37845/8/T_PKN_1602968_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/37845/9/T_PKN_1602968_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/37845/10/T_PKN_1602968_Appendix.pdf