KECENDERUNGAN PEMAAFAN PADA REMAJA BERLATAR BELAKANG DISFUNGSI KELUARGA : Studi Deskriptif di SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019

Dewasa ini, perceraian semakin marak terjadi. Perceraian tidak hanya berdampak pada pasangan melainkan pada anak, khususnya anak yang sedang memasuki usia remaja. Perceraian dapat membuat anak merasa sedih, kecewa, bahkan benci kepada orang tua. Pemaafan menjadi suatu hal yang perlu dimiliki remaja...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Dea Leonita, - (Author)
Format: Book
Published: 2019-07-19.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_38332
042 |a dc 
100 1 0 |a Dea Leonita, -  |e author 
245 0 0 |a KECENDERUNGAN PEMAAFAN PADA REMAJA BERLATAR BELAKANG DISFUNGSI KELUARGA : Studi Deskriptif di SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019 
260 |c 2019-07-19. 
500 |a http://repository.upi.edu/38332/7/S_PPB_1503954_Title.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/38332/8/S_PPB_1503954_Chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/38332/9/S_PPB_1503954_Chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/38332/10/S_PPB_1503954_Chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/38332/11/S_PPB_1503954_Chapter4.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/38332/12/S_PPB_1503954_Chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/38332/1/S_PPB_1503954_Appendix.pdf 
520 |a Dewasa ini, perceraian semakin marak terjadi. Perceraian tidak hanya berdampak pada pasangan melainkan pada anak, khususnya anak yang sedang memasuki usia remaja. Perceraian dapat membuat anak merasa sedih, kecewa, bahkan benci kepada orang tua. Pemaafan menjadi suatu hal yang perlu dimiliki remaja berlatar disfungsi keluarga untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecenderungan pemaafan pada remaja berlatar belakang disfungsi keluarga di SMK Negeri 1 Bandung. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif yang melibatkan 58 orang remaja berlatar belakang disfungsi keluarga (orang tua yang bercerai) di SMK Negeri 1 Bandung. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pemaafan diukur dengan menggunakan skala pemaafan yang didasarkan pada tiga dimensi pemaafan menurut McCullough (menurunnya motivasi menghindar, balas dendam, dan meningkatnya motivasi untuk berdamai). Skala pemaafan terdiri dari 38 item yang valid. Instrumen pemaafan memiliki reliabilitas 0.96. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, sebagian besar remaja berlatar belakang disfungsi keluarga sebanyak 50 orang (86.2%) memiliki sikap pemaafan yang termasuk ke dalam kategori tinggi dan 8 orang remaja (13.8%) termasuk ke dalam kategori rendah. Pemaafan pada kategori tinggi dapat diartikan bahwa partisipan mampu memaafkan dan menerima perceraian kedua orang tua. Temuan penelitian berimplikasi pada rancangan layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan pemaafan pada remaja berlatar belakang disfungsi keluarga. These days, divorce is increasingly prevalent. It is not only impact to couples but to their children as well, especially children who are entering their teen. Divorce can make children feel sad, disappointed, and hate their parents. Forgiveness is a thing that adolescents with family dysfunction need to have to overcome these problems. This study aims to describe the tendency of forgiveness in adolescents with family dysfunction backgrounds at SMK Negeri 1 Bandung. This study used quantitative research with descriptive method involving 58 adolescents with family dysfunction background (divorced parents) at SMK Negeri 1 Bandung. The sample technique used was purposive sampling. Forgiveness was measured using the forgiveness scale based on three dimensions of forgiveness according to McCullough (decreased avoidance motivation, revenge, and increased motivation to reconcile). The forgiveness scale consists of 38 valid items. The forgiveness instruments have reliability of 0.96. The results showed that in general, the majority of adolescents with family dysfunction backgrounds were 50 people (86.2%) had forgiveness attitudes which were included in the high category and 6 (10.4%) adolescents are included in the low category. Forgiveness in the high category can mean that the participant is able to forgive and accept the divorce of both parents. The research findings have implications for the design of guidance and counseling services to develop forgiveness in adolescents with family dysfunction backgrounds. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a BF Psychology 
690 |a L Education (General) 
690 |a LB1603 Secondary Education. High schools 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/38332/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/38332  |z Link Metadata