HUBUNGAN TINGKAT KEJUJURAN, ARGUMEN KEJUJURAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMAN DI KOTA BANDUNG
Fenomena ketidakjujuran di Indonesia sudah sedemikian parah. Korupsi dengan kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi melanda hampir seluruh lapisan masyarakat. Dunia pendidikan pun tidak luput dari fenomena ini. Menyontek merupakan tindakan curang yang dibenci sekaligus dilanggar oleh banyak kalanga...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2019-08-30.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
MARC
LEADER | 00000 am a22000003u 4500 | ||
---|---|---|---|
001 | repoupi_40428 | ||
042 | |a dc | ||
100 | 1 | 0 | |a Nita Dewi Lasmaya, - |e author |
245 | 0 | 0 | |a HUBUNGAN TINGKAT KEJUJURAN, ARGUMEN KEJUJURAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMAN DI KOTA BANDUNG |
260 | |c 2019-08-30. | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/40428/1/T_PU_1706390_Title.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/40428/2/T_PU_1706390_Chapter1.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/40428/3/T_PU_1706390_Chapter2.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/40428/4/T_PU_1706390_Chapter3.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/40428/5/T_PU_1706390_Chapter4.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/40428/6/T_PU_1706390_Chapter5.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/40428/7/T_PU_1706390_Appendix.pdf | ||
520 | |a Fenomena ketidakjujuran di Indonesia sudah sedemikian parah. Korupsi dengan kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi melanda hampir seluruh lapisan masyarakat. Dunia pendidikan pun tidak luput dari fenomena ini. Menyontek merupakan tindakan curang yang dibenci sekaligus dilanggar oleh banyak kalangan. Fenomena memarkup nilai di sekolah dalam ujian nasional pernah mengemuka beberapa tahun silam. Pertanyaan penelitian, bagaimanakah hubungan korelasional kejujuran dan argumen kejujuran dengan prestasi belajar siswa SMAN di Kota Bandung? Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif untuk mengukur tingkat kejujuran, argumen kejujuran dan prestasi belajar. Populasi penelitian SMA Negeri di Kota Bandung. Sampel ditetapkan secara representatif dari cluster I SMAN 2, cluster II SMAN 6, dan cluster III SMAN 7. Penelitian menemukan, pertama, siswa SMA Negeri di Kota Bandung memiliki tingkat kejujuran yang rendah dan cenderung tidak jujur. Argumen siswa melakukan kejujuran kebanyakan karena faktor agama. Selebihnya, sebagian kecil karena faktor non-religi dan tidak jelas argumennya (campuran religi dan non-religi). Adapun prestasi belajar pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan sebagian besarnya tinggi (skor 80 ke atas). Hanya sebagian terkecil saja yang pas atau sedikit di atas batas minimal kelulusan (skor 75-79). Kedua, variabel kejujuran berkorelasi positif yang signifikan dengan variable argument kejujuran. Adapun prestasi belajar pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan secara umum tidak berkorelasi dengan tingkat kejujuran maupun dengan argumen kejujuran. Kecuali pada di SMA Negeri 2, prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan berkorelasi positif yang cukup signifikan dengan kejujuran dan argumen kejujuran. Implikasinya, pendidikan moral (agama dan PKn) bukan sekedar menekankan domain kognitif dan akademik melainkan perlu lebih menekankan domain afektif dan moralitas.;The phenomenon of dishonesty in Indonesia is already so severe. Corruption with a higher quantity and quality affects almost all levels of society. The world of education is not immune from this phenomenon. Cheating is a cheating that is hated and violated by many groups. The phenomenon of marking grades in schools in national examinations surfaced several years ago. The research question is, how is the correlation of honesty and honesty arguments with the learning achievements of high school students in the city of Bandung? The research method used is descriptive analysis method with a quantitative approach. Quantitative approach to measure the level of honesty, honesty arguments and learning achievement. Population research in state high schools in Bandung. The sample was determined representative of cluster I of SMAN 2, cluster II of SMAN 6, and cluster III of SMAN 7. The study found that, first, high school students in Bandung had a low level of honesty and tended to be dishonest. The argument of students doing honesty is mostly due to religious factors. The rest is partly due to non-religious factors and unclear arguments (a mixture of religions and non-religions). The learning achievement of religious education and citizenship education is mostly high (score 80 and above). Only the smallest portion is just right or a little above the minimum graduation limit (score 75-79). Second, the honesty variable has a significant positive correlation with the honesty variable. The learning achievement of religious education and civic education in general do not correlate with the level of honesty or honesty with the argument. Except in SMA Negeri 2, citizenship education achievement is positively significantly correlated with honesty and honesty arguments. The implication is that moral education (religion and Civics) does not merely emphasize the cognitive and academic domains, but rather emphasizes the affective and moral domains. | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
690 | |a H Social Sciences (General) | ||
690 | |a LB1603 Secondary Education. High schools | ||
655 | 7 | |a Thesis |2 local | |
655 | 7 | |a NonPeerReviewed |2 local | |
787 | 0 | |n http://repository.upi.edu/40428/ | |
787 | 0 | |n http://repository.upi.edu | |
856 | |u https://repository.upi.edu/40428 |z Link Metadata |