STRUKTUR DAN FUNGSI UPACARA NGALAKSA DI KECAMATAN RANCAKALONG KABUPATEN SUMEDANG DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN KARAKTER

Tujuan penelitian ini adalah mendokumentasikan dan memaknai struktur dan fungsi upacara ngalaksa, serta menemukan dan menyusun nilai pendidikan karakter dari upacara tersebut. Metode yang digunakan adalah paradigma kualitatif pada kajian tradisi lisan, dengan teknik penelusuran kepustakaan, wawancar...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Isnendes, Retty (Author)
Format: Book
Published: 2013-12-12.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tujuan penelitian ini adalah mendokumentasikan dan memaknai struktur dan fungsi upacara ngalaksa, serta menemukan dan menyusun nilai pendidikan karakter dari upacara tersebut. Metode yang digunakan adalah paradigma kualitatif pada kajian tradisi lisan, dengan teknik penelusuran kepustakaan, wawancara mendalam dan terbuka, perekaman dan pendokumentasian, pengamatan terlibat, serta konvensi tradisi lisan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama struktur upacara ngalaksa terbangun atas lima tahapan kegiatan, yaitu badanten, mera, meuseul, ngalaksa, dan wawarian. Terdapatnya struktur baru yang menjadi kreasi atas diakomodasinya upacara ngalaksa menjadi agenda pemerintah dengan dijadikannya aset pariwisata. Selain itu, adanya 10 unsur yang tidak dapat dipisahkan dari strukturnya, yaitu nama kegiatan, pelaku, benda-benda, bahan-bahan, makanan, tuturan yang diucapkan dalam upacara dan tuturan yang menyertai upacara ngalaksa, kesenian, gerakan, tempat penyelenggaraan, dan waktu pelaksanaan.Fungsi upacara ini diurai melalui tiga postulat fungsi yaitu postulat kesatuan fungsional (functional unity), fungsionalisme universal (universal functionalism), dan postulat kepokokan (indispensability). Selain itu, dibahas mengenai pertukaran antar subsistem dan sektor fungsional upacara ngalaksa dalam sistem sosial, yang menjadikan upacara ini dianggap penting oleh pemerintah dan diagendakan sebagai aset pariwisata budaya. Kedua, terdapat enam nilai pendidikan karakter dari upacara ngalaksa, yaitu: nilai pribadi, nilai kemasyarakatan, nilai kealaman, nilai ketuhanan, nilai pribadi mengejar kemajuan lahiriah, dan nilai pribadi mengejar kepuasan batiniah. Kesimpulan penelitian ini adalah struktur dan fungsi upacara ngalaksa memancarkan nilai-nilai karakter yang sudah jadi dari masyarakat pelakunya, dan pada wilayah pendidikan nonformal, nilai-nilai tersebut berpotensi menjadi tauladan bagi masyarakat banyak, yang dalam penelitian ini diwakili oleh masyarakat model. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada pihak-pihak yang berkaitan dan berkepentingan dengan upacara ngalaksa dan pendidikan secara umum. Kata Kunci: upacara ngalaksa, nilai, dan pendidikan karakter
Item Description:http://repository.upi.edu/4060/1/D_BIND_1005083_Title.pdf
http://repository.upi.edu/4060/2/D_BIND_1005083_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/4060/3/D_BIND_1005083_Table_of_Content.pdf
http://repository.upi.edu/4060/4/D_BIND_1005083_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/4060/12/D_BIND_1005083_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/4060/6/D_BIND_1005083_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/4060/7/D_BIND_1005083_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/4060/8/D_BIND_1005083_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/4060/9/D_BIND_1005083_Chapter6.pdf
http://repository.upi.edu/4060/10/D_BIND_1005083_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/4060/11/D_BIND_1005083_Appendix.pdf