TRADISI BEGALAN DALAM PERKAWINAN ADAT BANYUMAS SEBAGAI PENGUATAN NILAI-NILAI KARAKTER BAGI MASYARAKAT : Studi Kasus pada Masyarakat Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas

Tingkat perceraian di wilayah Banyumas dapat dikatakan cukup tinggi karena hampir setiap hari enam pasangan suami istri bercerai. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian salah satunya yaitu latar belakang atau alasan yang menjadi dasar keputusan untuk menikah. Oleh karena itu tradisi be...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Finiatul Khasanah, - (Author)
Format: Book
Published: 2019-08-26.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tingkat perceraian di wilayah Banyumas dapat dikatakan cukup tinggi karena hampir setiap hari enam pasangan suami istri bercerai. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian salah satunya yaitu latar belakang atau alasan yang menjadi dasar keputusan untuk menikah. Oleh karena itu tradisi begalan dengan segala makna simbolik yang terkandung di dalamnya menjadi bagian penting dalam rangkaian upacara perkawinan karena menyajikan tontonan, tuntunan dan tatanan secara bersamaan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui 1) Persepsi masyarakat terhadap tradisi begalan. 2) Tatacara pelaksanaan tradisi begalan. 3) Makna simbolik yang terkandung dalam tradisi begalan. 4) Peran makna simbolik sebagai penguatan nilai-nilai karakter bagi masyarakat. Adapun penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan melakukan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas dengan metode pengumpulan datanya berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa begalan merupakan tradisi turun temurun yang melekat dalam masyarakat banyumas dan diyakini sebagai tolak bala. Dalam pelaksanaannya tradisi begalan sebagai bagian dari prosesi perkawinan adat banyumas memiliki dua tahapan, yaitu: tahap persiapan dan tahap pelaksanaan tradisi begalan. Untuk makna simboliknya sendiri terkandung dalam brenong kepang yang dijabarkan menjadi pitutur (nasehat) untuk kedua mempelai pengantin. Tradisi begalan sebagai media atau transfomasi nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya dapat membentuk kesadaran nilai-nilai kolektif yang dapat mempengaruhi, memotivasi dan mewarnai tingkah laku masyarakat sehingga dapat meningkatkan nilai-nilai karakter bagi masyarakat.;--Banyumas divorce rate is relatively high; in each passing day, almost six married couples issue a divorce. The causes vary, among them involves the reason why they married in the first place. Begalan, involving all its symbolic meaning, embodies an important part of a marriage ceremony because it enforces and leads order simultaneously. This research aims to: 1) discover public perception of Begalan, 2) describe the procedures of Begalan tradition, 3) explore the symbolic meanings of Begalan, and 4) describe the role and meaning of Begalan symbolic value to strengthen characteristic values. This is a qualitative case study research conducted in Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas. The results show that Begalan is a tradition passed down for generations in the community and is widely believed as a mean to ward off bad omens. The implementation involving Begalan in marriage ceremonies consists of two phases: preparatory and implementation. Begalan's primary symbolic meaning is Brenong Kepang which comprises Pitutur. Begalan is rich of awareness values that the community may prosper by being affected, motivated and implemented in daily behaviours to conduct Begalan in order to bolster value characters.
Item Description:http://repository.upi.edu/40959/1/S_SOS_1507165_Title.pdf
http://repository.upi.edu/40959/2/S_SOS_1507165_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/40959/3/S_SOS_1507165_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/40959/4/S_SOS_1507165_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/40959/5/S_SOS_1507165_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/40959/6/S_SOS_1507165_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/40959/7/S_SOS_1507165_Appendix.pdf