KESENIAN ANGKLUNG BUHUN SUKU BADUY PADA UPACARA NGASEUK PARÉ DI DESA KANEKES, KECAMATAN LEUWIDAMAR, KABUPATEN LEBAK

ABSTRAK Penelitian ini mendeskripsikan tentang tata cara dan komposisi musik dalam kesenian angklung buhun Suku Baduy pada Upacara Ngaseuk Paré di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan ku...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Manda Febiliana, Manda (Author)
Format: Book
Published: 2019-10-02.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:ABSTRAK Penelitian ini mendeskripsikan tentang tata cara dan komposisi musik dalam kesenian angklung buhun Suku Baduy pada Upacara Ngaseuk Paré di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Temuan yang didapatkan adalah tentang tata cara pertunjukan kesenian angklung buhun, baik pra-upacara, pelaksanaan upacara, hingga pasca-upacara, dan komposisi musik yang terdapat dalam pertunjukan kesenian angklung buhun. Pada pra-upacara ngaseuk paré, diawali dengan doa khusus yang dipimpin oleh jaro untuk mengeluarkan angklung dari rumah tempat menyimpan angklung, lalu dibagikan ke para pemain dan siap untuk dimainkan. Pada pelaksanaan upacara, dilakukan di ladang diawali dengan kegiatan melak pungpuhunan yang dipimpin tetua adat, yaitu dengan membacakan doa ke bibit padi, dan para pemain angklung membuat formasi melingkar sambil mengelilingi tetua adat yang duduk di tengah sambil melakukan nyanyian Marengo. Pada pasca-upacara, para pemain kesenian angklung kembali pulang ke rumah sambil diiringi kesenian angklung dan memainkan lagu-lagu hiburan. Dari sisi musikalnya, kesenian angklung buhun menunjukan bahwa tangga nada yang digunakan mengarah ke tangga nada pentatonik dan memiliki kesan laras 'nyalendro', serta keunikan dari kesenian angklung buhun yaitu pada vokal dan iringan yang terkadang memiliki kesan 'kromatik' dan tidak menyatu antara iringan angklung dan vokalnya, namun tetap nikmat didengar. Kata Kunci: Kesenian, Angklung Buhun Suku Baduy, Upacara Ngaseuk Pare, Baduy. ABSTRACK This research describing about the procedures and music composition in the Angklung Arts Baduy Ethnic Ngaseuk Paré Ceremony in Kanekes Village, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. The research method using descriptive method with a qualitative approach. In this research data collection techniques were carried out through observation, interviews, documentary studies and literature studies. The findings obtained from the results of this study include the procedure for angklung buhun art performances, both pre-ceremony, ceremony, until post-ceremony, and the musical composition contained in angklung buhun art performances. At the pre-ceremony ngaseuk paré, it begins with a special prayer led by Jaro to take or take out the angklung from the house where the angklung is stored, then the angklung is distributed to the players and ready to be played. In the implementation of the ceremony, carry out in the field begins with the activities of melak pungpuhunan led by traditional elders, namely by reciting mantras and reciting prayers to the rice seeds to be planted, then the players play their instruments and make a circular formation while surrounding the traditional elders who sit on middle while singing Marengo. After the prayer session was over, the rice planting ceremony began. In the post-ceremony, angklung performers returned home while accompanied by angklung art and playing entertainment songs. From the musical side, angklung buhun art shows that the scales used lead to the pentatonic scales and have the impression of a 'nyalendro' barrel, as well as the uniqueness of the angklung angkuh art, namely in the vocal and accompaniment that sometimes has a 'chromatic' impression and does not blend between the angklung accompaniment and the vocal, but still enjoyable to hear. Keywords: Arts, The Angklung Baduy Ethnic, Ngaseuk Paré Ceremony.
Item Description:http://repository.upi.edu/43050/1/S_SMS_1501206_Title.pdf
http://repository.upi.edu/43050/2/S_SMS_1501206_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/43050/3/S_SMS_1501206_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/43050/4/S_SMS_1501206_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/43050/5/S_SMS_1501206_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/43050/6/S_SMS_1501206_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/43050/7/S_SMS_1501206_Appendix.pdf