LAPORAN PERENCANAAN & PERANCANGAN VISITOR CENTER DI KOTA BANDUNG
Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup membuat manusia tidak dapat lepas dari padatnya rutinitas yang harus dilakukan setiap hari. Seringkali, hal tersebut menimbulkan perasaan jenuh dan mendorong manusia merasa perlu melakukan kegiatan yang dapat memulihkan kembali kondisi fisik dan psikisnya. Ber...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2018-08-30.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup membuat manusia tidak dapat lepas dari padatnya rutinitas yang harus dilakukan setiap hari. Seringkali, hal tersebut menimbulkan perasaan jenuh dan mendorong manusia merasa perlu melakukan kegiatan yang dapat memulihkan kembali kondisi fisik dan psikisnya. Berwisata merupakan sebuah kegiatan menyenangkan yang dapat dijadikan pilihan dalam menciptakan suasana serta pengalaman baru yang berguna untuk mengembalikan kondisi tubuh dan fikiran menjadi lebih baik. Di Indonesia, pariwisata menjadi salah satu sektor penghasil devisa Negara, didukung dengan potensi wisata yang beragam dari setiap daerah yang ada. Jawa Barat dengan daya tarik wisata yang unggul di bidang kuliner, budaya dan potensi alamnya termasuk kedalam 10 besar provinsi pilihan untuk dikunjungi di Indonesia. Bandung sebagai ibukota provinsi menjadi kota destinasi yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Jawa Barat, dengan jumlah kunjungan paling tinggi mencapai angka 6 juta pengunjung. Namun, angka tersebut masih kurang dari target pemerintah kota Bandung apabila dibandingkan dengan kota tujuan wisata lain yang ada di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya promosi dan minimnya sarana informasi untuk memperkenalkan potensi wisata kota Bandung kepada wisatawan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Bandung sebagai kota dengan daya tarik wisata yang beragam memiliki peluang untuk menyediakan fasilitas pelayanan informasi yang memuat semua data tentang potensi pariwisatanya. Peran sebuah visitor center dibutuhkan untuk memfasilitasi wisatawan dalam memperoleh informasi mengenai daerah yang dikunjunginya. Jalan Asia-Afrika sebagai lokasi untuk perancangan visitor center merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang identik dengan nilai sejarah serta menjadi identitas tersendiri bagi kota Bandung. Arsitektur kontekstual dipilih sebagai tema perancangan dalam melibatkan hubungan khusus bangunan dengan kualitas lingkungannya, dengan tujuan memberikan pengalaman kepada pengunjung melalui kesan khas dari tempat serta letak visitor center tersebut berada, ;---Demands to meet the needs of life make humans unable to escape the dense routine that must be done everyday. Oftentimes, it creates a feeling of boredom and encourages humans to feel the need to carry out activities that can restore their physical and psychological conditions. Traveling is a fun activity that can be used as an option in creating a new atmosphere and experience that is useful to restore the body and mind to a better condition. In Indonesia, tourism is one of the country's foreign exchange earning sectors, and its supported by tourism potential that varies from each region. West Java with its superior tourist attraction in the culinary field, culture and natural potential are included in the top 10 selected provinces to visit in Indonesia. Bandung as the provincial capital is the most visited destination for tourist in West Java, with the highest number of visitors reaching 6 million visitors. However, this figure is still less than the target of the city government of Bandung when compared with other tourist destinations city in Indonesia. This problem was caused by a lack of promotion and lack of information facilities to introduce tourism potential of Bandung to tourist. To achieve that, Bandung as a city with diverse tourist attractions has the opportunity to provide information service facilities that contain all data about its tourism potential. The role of a visitor center is needed to facilitate tourists in obtaining information about the area they visit. Jalan Asia-Afrika as a location for designing the visitor center is one of the tourist destinations that is synonymous with historical value and becomes a distinctive identity for the city of Bandung. Contextual architecture is chosen as the theme of design in involving a special relationship with the quality of the building environment, with the aim of providing experience to visitors through a distinctive impression of the place and where the visitor center is located. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/44416/1/S_TA_1100029_Title.pdf http://repository.upi.edu/44416/2/S_TA_1100029_Abstract.pdf http://repository.upi.edu/44416/3/S_TA_1100029_Table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/44416/4/S_TA_1100029_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/44416/5/S_TA_1100029_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/44416/6/S_TA_1100029_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/44416/7/S_TA_1100029_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/44416/8/S_TA_1100029_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/44416/9/S_TA_1100029_Bibliography.pdf http://repository.upi.edu/44416/10/S_TA_1100029_Appendix.pdf |