KETERAMPILAN MENGELOLA EMOSI ANAK TUNALARAS MELALUI PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL DI LPKA KELAS II BANDUNG
Pembinaan mental spiritual sangat dibutuhkan untuk membina anak tunalaras yang sudah diserahkan ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Pembinaan ini dimaksudkan agar anak tidak mengulangi kembali tindak pidana. Ada banyak aspek dalam diri anak yang dibina dalam pembinaan mental spiritual, diantaranya ada...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2018-08-27.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Pembinaan mental spiritual sangat dibutuhkan untuk membina anak tunalaras yang sudah diserahkan ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Pembinaan ini dimaksudkan agar anak tidak mengulangi kembali tindak pidana. Ada banyak aspek dalam diri anak yang dibina dalam pembinaan mental spiritual, diantaranya adalah aspek spiritual dan keterampilan mengelola emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana program pelaksanaan, tingkat keberhasilan pembinaan mental spiritual dan bagaimana keterampilan mengelola emosi seorang anak tunalaras yang dibina dalam kegiatan pembinaan mental spiritual di LPKA Kelas II Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus. Responden yang diambil merupakan Kepala Seksi Bagian Pembinaan, Petugas Blok atau Asisten Wali dan satu anak didik LPKA Kelas II Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program pembinaan mental spiritual lebih menekankan pada pemahaman agama yang diberikan secara klasikal. Keterampilan mengelola emosi anak didik tidak terlalu dibina secara khusus. Hambatan yang dihadapi dalam pembinaan adalah sumber daya manusia yang kurang, anggaran dana yang terbatas dan sarana prasarana yang kurang. Lembaga melakukan kerjasama dengan instansi lain dalam menanggulangi hambatan. Evaluasi pembinaan berbentuk lisan dan observasi perilaku. Keberhasilan pembinaan dinilai cukup berhasil tetapi belum memuaskan. Terlihat pula dari keterampilan mengelola emosi subjek P yang dinilai masih kurang baik karena anak cenderung pendiam atau menarik diri. Diharapkan LPKA memberikan pelayanan yang menunjang program lebih baik lagi dan memberikan inovasi baru pada program pembinaan mental spiritual agar anak mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/44586/1/S_PKH_1103585_Title.pdf http://repository.upi.edu/44586/2/S_PKH_1103585_Abstract.pdf http://repository.upi.edu/44586/3/S_PKH_1103585_Table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/44586/4/S_PKH_1103585_Chapter%201.pdf http://repository.upi.edu/44586/5/S_PKH_1103585_Chapter%202.pdf http://repository.upi.edu/44586/6/S_PKH_1103585_Chapter%203.pdf http://repository.upi.edu/44586/7/S_PKH_1103585_Chapter%204.pdf http://repository.upi.edu/44586/8/S_PKH_1103585_Chapter%205.pdf http://repository.upi.edu/44586/9/S_PKH_1103585_Bibliography.pdf http://repository.upi.edu/44586/10/S_PKH_1103585_Appendix.pdf |