TRADISI SEBA PADA MASYARAKAT ADAT BADUY SEBAGAI PERWUJUDAN WARGA NEGARA YANG BAIK : Studi Kasus terhadap Masyarakat Adat Baduy Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak

dilakukan melalui tradisi seba. Seba merupakan tradisi yang dilakukan setahun sekali dengan bentuk kunjungan resmi (sowan). Seba merupakan perwujudan ketaatan masyarakat adat Baduy terhadap pemerintah, khusunya pemerintah Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten. Secara umum penelitian ini bertujuan untu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Febrina, Winda (Author)
Format: Book
Published: 2013-12-24.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_4506
042 |a dc 
100 1 0 |a Febrina, Winda  |e author 
245 0 0 |a TRADISI SEBA PADA MASYARAKAT ADAT BADUY SEBAGAI PERWUJUDAN WARGA NEGARA YANG BAIK : Studi Kasus terhadap Masyarakat Adat Baduy Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak 
260 |c 2013-12-24. 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/1/S_PKN_0907476_Title.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/2/S_PKN_0907476_Abstract.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/3/S_PKN_0907476_Table%20of%20Content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/4/S_PKN_0907476_Chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/5/S_PKN_0907476_Chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/6/S_PKN_0907476_Chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/7/S_PKN_0907476_Chapter4.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/8/S_PKN_0907476_Chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/9/S_PKN_0907476_Bibliography.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/4506/10/S_PKN_0907476_Appendix.pdf 
520 |a dilakukan melalui tradisi seba. Seba merupakan tradisi yang dilakukan setahun sekali dengan bentuk kunjungan resmi (sowan). Seba merupakan perwujudan ketaatan masyarakat adat Baduy terhadap pemerintah, khusunya pemerintah Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang tradisi seba pada masyarakat adat baduy sebagai perwujudan warga negara yang baik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dokumentasi, catatan lapangan dan studi literatur. Subjek dalam penelitian ini adalah tokoh adat kampung baduy, kepala desa kanekes, aparat pemerintah Disporabudpar Kabupaten Lebak dan masyarakat adat baduy. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tradisi seba itu merupakan perwujudan dari warga Negara yang baik yang tercermin dalam sowan dengan tujuan menjalin tali silaturahim antara masyarakat adat baduy dengan pemerintah. Terdapat dua faktor dipertahankannya tradisi seba yakni warisan dari leluhur dan ajang silaturahim masyarakat baduy dengan pemerintah. Pada pelaksanaan tradisi seba terdapat nilai-nilai yang berkaitan dengan perwujudan warga Negara yang baik yakni nilai empiris, nilai estetis, nilai teologis, nilai teleologis, nilai logis dan nilai etis. Strategi yang dilakukan dalam pewarisan tradisi seba yakni melibatkan langsung generasi penerus, proses pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua sejak dini, proses habituasi melalui lingkungan sekitar sedangkan strategi yang dilakukan pemerintah dengan memberikan sumbangan kepada masyarakat baduy. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat baduy dalam pelaksanaan tradisi seba yakni koordinasi yang kurang baik antara warga Baduy dengan pemerintah, jarak tempuh yang jauh, fluktuasi hasil bumi yang diperoleh sedangkan kendala yang dihadapi pemerintah dalam pelaksanaan tradisi Seba yakni tidak menentunya waktu pelaksanaan Seba dan padatnya jadwal Bupati dengan Gubernur. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kendala tersebut yakni koordinasi yang maksimal dari jaro warga kepada pemerintah, waktu pemberangkatan yang berbeda antara baduy luar dengan baduy dalam, pemberian hasil panen yang tidak maksimal sedangkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi kendala-kendala yang terjadi yakni dengan berkoordinasi yang lebih maksimal dengan jaro warga untuk waktu sampai masyarakat baduy di pendopo, mempersiapkan jadwal Bapa gede agar bisa menyambut dan memimpin langsung pelaksanaan tradisi seba. Embodiment of indigenous Baduy as good citizens conducted by Seba tradition. Seba is a tradition that is done once a year by official visit (sowan). Seba is embodiment of obedience of indigenous Baduy to government, especially government of Lebak Regency and Banten Province. Generally, this study to identify and learn about the Seba traditions of the indigenous Baduy as the embodiment of a good citizen. The approach used in this study is a qualitative approach using case studies. Data collection was conducted by interview techniques, observation, documentation, field notes and literature. Subjects in this study were traditional leaders of Baduy Village, head of Kanekes Village, government officials of Disporabudpar Lebak regency and indigenous Baduy. Based on the findings that the Seba tradition was a manifestation of the good citizens are reflected by sowan with the aim of establishing friendship rope between indigenous Baduy and the government. There are two factors about the maintenance of Seba tradition the first is the legacy of ancestors indigenous Baduy and the second Seba tradition is friendship event between indigenous Baduy and the government. On the implementation of Seba tradition there are the values associated with the embodiment of good citizens that is the emipirical value, aesthetic value, theological value, teleological value, logical value and ethical value. Strategies are taken in inheritance Seba tradition that directly involves the next generation, the learning process is done by the parents from an early age, habituation process through the neighborhood, while the government's strategy is giving donation to society of Baduy. Constraints faced by the Baduy community in the implementation of Seba tradition that less coordination between the governments and Baduy community, far distance, the fluctuations of the produce, while the constraints faced by the government in the implementation of the Seba tradition is uncertain the execution time of Seba and the tight schedule of Regents and the Governor. Efforts were made to overcome these obstacles there are maximum coordination of Jaro to the government, different departure times between Baduy outside the Baduy inside, giving maximum produce, while the efforts made by the government to overcome the obstacles that occur that is maximum coordination with Jaro residents to take up the Baduy in the hall, preparing schedules big Father to be greeted and led direct execution Seba tradition. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a Pendidikan Kewarganegaraan 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/4506/ 
856 |u https://repository.upi.edu/4506  |z Link Metadata