PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI ISU SOSIOSAINTIFIK PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

• Main Author: Maya Asih Rohaeni, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2020-01-03.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/45631/1/T_IPA_1706875_Title.pdf; http://repository.upi.edu/45631/2/T_IPA_1706875_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/45631/3/T_IPA_1706875_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/45631/4/T_IPA_1706875_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/45631/5/T_IPA_1706875_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/45631/6/T_IPA_1706875_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/45631/7/T_IPA_1706875_Appendix.pdf
• Keywords: L Education (General); Q Science (General)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI ISU SOSIOSAINTIFIK PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Maya Asih Rohaeni 1706942 ABSTRAK Menurunnya kualitas lingkungan di Kawasan Cirebon akibat pencemaran air, tanah, dan udara mendorong dipilihnya fokus pengembangan bahan ajar berorientasi isu sosiosaintifik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Development Research (DR) terdiri dari tahapan Design, Develop dan Evaluation. Penelitian ini menggunakanan desain one grup pretest-postest. Hasil tahapan design (rancangan) merupakan kegiatan pembuatan rencana produk bahan ajar. Kegiatan ini diawali dengan menganalisis kebutuhan yang dilakukan melalui penelitian dan studi literatur. Pada tahap ini telah dipilih tema bahan ajar serta keterampilan yang dilatihkan. Tahap development (pengembangan) merupakan kegiatan pengembangan bahan ajar pencemaran lingkungan beorientasi isu sosisosaintifik menggunakan metode 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development) yang terdiri dari tahapan seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Tahap seleksi diawali dengan pemilihan ruang lingkup materi yang berkaitan dengan tema pencemaran lingkungan berdasarkan tuntutan kurikulum dan menentukan keterampilan berpikir kritis yang akan dilatihkan kepada siswa. Pada tahap strukturisasi dihasilkan peta konsep; struktur makro; dan multipel representasi yang menghubungkan antara level makroskopis, submikroskopis, dan simbolik. Hasil dari dua tahapan ini berupa draft bahan ajar yang siap diuji cobakan kepada siswa pada tahap karakterisasi. Pada tahap karakterisasi dilakukan uji keterpahaman untuk mengidentifikasi materi sulit pada bahan ajar yang hasilnya menunjukkan 32% teks masih dianggap sulit. Materi sulit kemudian direduksi tingkat kesulitannya dengan cara penggunaan penjelasan berupa gambar, simbol, dan percobaan. Pada tahap evaluasi dilakukan berdasarkan reviu dua ahli di bidang lingkungan mengenai kelayakan bahan ajar menunjukkan bahwa 90% (sangat layak). Hasil uji keterbacaan terhadap sejumlah siswa SMP kelas VII di Cirebon menunjukkan bahan ajar memenuhi kriteria sangat layak dari aspek isi (92%) aspek penyajian (91%), aspek bahasa (86%), dan aspek kegrafikaan (87%). Berdasarkan hasil uji tersebut, berarti bahan ajar tergolong kategori layak untuk digunakan dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil uji implementasi terbatas terhadap siswa SMP di tempat yang sama menunjukkan bahwa bahan ajar ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori sangat baik (51%), baik (43%), dan cukup (3 %). Respon siswa terhadap bahan ajar setelah implementasi berada pada kategori baik sekali (94%). Perangkat bahan ajar pencemaran lingkungan layak untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Kata Kunci: Pengembangan Bahan Ajar, Isu Sosiosaintifik, Keterampilan Berpikir Kritis