MANAJEMEN KOMUNIKASI RESOLUSI KONFLIK DALAM KELUARGA
The purpose of this research is to know the communication management that is done transgender individual and the individual's family to find a way to resolve a conflict. The design of this study is qualitative method with case study, the data gathered in this research are done by deep interview...
Saved in:
| Main Author: | |
|---|---|
| Format: | Book |
| Published: |
2018-08-28.
|
| Subjects: | |
| Online Access: | Link Metadata |
| Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
| Summary: | The purpose of this research is to know the communication management that is done transgender individual and the individual's family to find a way to resolve a conflict. The design of this study is qualitative method with case study, the data gathered in this research are done by deep interview to the transgender person and family, observation, and documentation study. The result of this study shows that to find a way to resolve the conflict, the communication management does not work well between the transgender person and the family. In addition, there are still things that are hidden between the person and the family. Conflict process that is happened takes a complicated and long way. Conflict interaction that is done by the transgender person is by doing an accommodation. However, it does not show any result. On the other hand, the family party tries to use verbal and physical abuse that leads the person with transgender being avoidance. The final result of this study is a win-win solution. Research shows that communication management is really needed to resolve a conflict. ;--- Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajemen komunikasi yang dilakukan individu transgender dan keluarga dalam upaya meresolusi konflik. Desain penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi kasus, data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam kepada individu transgender dan keluarganya, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya meresolusi konflik, tidak adanya manajemen komunikasi yang baik dari kedua belah pihak konflik. Kemudian, dalam faktor keterbukaan dalam berkomunikasi, kurang adanya keterbukaan baik dari individu maupun dari keluarga. Proses konflik yang terjadi telah melalui proses yang panjang dan rumit. Interaksi konflik yang dilakukan oleh individu transgender adalah dengan cara mengakomodasi. Tetapi hal itu tidak membuahkan hasil. Keluarga melakukan tindakan resolusi konflik dengan kekerasan, baik secara verbal dan fisik, tindakan tersebut justru membuat individu melakukan interaksi konflik menghindar. Keluaran konflik pada penelitian ini adalah win-win solution. Studi menunjukkan bahwa adanya manajemen komunikasi sangat diperlukan untuk meresolusi sebuah konflik. |
|---|---|
| Item Description: | http://repository.upi.edu/46763/1/S_IKOM_1405986_Title.pdf http://repository.upi.edu/46763/2/S_IKOM_1405986_Abstract.pdf http://repository.upi.edu/46763/3/S_IKOM_1405986_Table_Of_Content.pdf http://repository.upi.edu/46763/4/S_IKOM_1405986_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/46763/5/S_IKOM_1405986_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/46763/6/S_IKOM_1405986_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/46763/7/S_IKOM_1405986_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/46763/8/S_IKOM_1405986_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/46763/9/S_IKOM_1405986_Bibliography.pdf |