FAKTOR DETERMINAN DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN WASTE-TO-ENERGY DI INDONESIA : Studi Kasus di TPPAS Regional Lulut Nambo, Kabupaten Bogor

Waste-to-energy mulai dilirik di Indonesia dalam menangani sampah yang menumpuk. Sampah dapat diolah menjadi energi lainnya seperti Refuse Derived Fuel (RDF) yang merupakan bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Salah satu proyek waste-to-energy dengan menggunakan teknologi mechanical biology t...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nurina Khoirunisa Nusantari, - (Author)
Format: Book
Published: 2020-01-31.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Waste-to-energy mulai dilirik di Indonesia dalam menangani sampah yang menumpuk. Sampah dapat diolah menjadi energi lainnya seperti Refuse Derived Fuel (RDF) yang merupakan bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Salah satu proyek waste-to-energy dengan menggunakan teknologi mechanical biology treatment (MBT) yang mengolah sampah menjadi RDF akan dibangun di Nambo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator yang menjadi faktor penentu dalam pembangunan waste-to-energy yang berkelanjutan di Indonesia. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini akan menyajikan dengan jelas suatu uraian deskriptif secara faktual, sistematis dan cermat. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dan observasi dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen dan arsip. Pada penelitian ini kombinasi PESTEL-SWOT digunakan untuk mengidentifikasi isu internal dan eksternal yang digunakan sebagai indikator keberlanjutan secara menyeluruh serta AHP digunakan untuk mengevaluasi dan kuantifikasi indikator keberlanjutan yang dibentuk sebagai sebagai faktor prioritas. Hasil penelitian menunjukan aspek sosial sebagai aspek dengan tingkat kepentingan tertinggi (20,6%). Kemudian indikator utama yang menjadi faktor penentu pembangunan berkelanjutan waste-to-energy di Indonesia yaitu pengoperasiannya tidak akan menimbulkan bau, dan mempengaruhi kesehatan dalam pengoperasiannya (+0,0168), nilai biaya manfaat sosial yang tinggi dari pelaksanaan proyek (+0,0164), memperpanjang umur landfill (+0,0157), membuka lapangan pekerjaan (+0,0145) dan timbulan sampah yang meningkat akibat dari jumlah penduduk yang meningkat (+0,144).
Item Description:http://repository.upi.edu/47627/1/T_MM_1706527_Title.pdf
http://repository.upi.edu/47627/2/T_MM_1706527_Chapter%201.pdf
http://repository.upi.edu/47627/3/T_MM_1706527_Chapter%202.pdf
http://repository.upi.edu/47627/8/T_MM_1706527_Chapter%203.pdf
http://repository.upi.edu/47627/9/T_MM_1706527_Chapter%204.pdf
http://repository.upi.edu/47627/6/T_MM_1706527_Chapter%205.pdf
http://repository.upi.edu/47627/7/T_MM_1706527_Appendix.pdf