STRATEGI POLITIK PARTAI GOLKAR DALAM PEMENANGAN PEMILIHAN GUBERNUR PROVINSI JAWA BARAT (PILGUB JABAR) TAHUN 2018 : Studi Deskriptif Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Provinsi Jawa Barat

• Main Author: Wahyu Nurhadi, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2018-08-28.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/50011/1/S_PKN_1400024_Title.pdf; http://repository.upi.edu/50011/2/S_PKN_1400024_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/50011/3/S_PKN_1400024_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/50011/4/S_PKN_1400024_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/50011/5/S_PKN_1400024_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/50011/6/S_PKN_1400024_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/50011/7/S_PKN_1400024_Appendix.pdf
• Keywords: JA Political science (General); L Education (General)

Permasalahan ini dilatarbelakangi oleh kekalahan demi kekalahan selama 2 periode Pilgub Jabar (sejak 2008) yang dialami oleh Partai Golkar. Menyongsong 2018, Partai Golkar kembali melempar dadu, sosok Dedi Mulyadi sebagai kader potensial Partai Golkar mengalami tarik ulur dukungan internal partai untuk maju pada Pilgub Jabar 2018. Kemenangan dalam Pilgub Jabar tentunya menjadi tujuan politiknya. Partai Golkar memformulasikan bagaimana strategi politik yang harus dilaksanakan untuk merealisasikan cita-cita politiknya tersebut. Berdasarkan hal itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana strategi politik Partai Golkar dalam pemenangan Pilgub Jabar 2018. Penelitian dilakukan untuk memahami bagaimana perencanaan, pelaksanaan, hambatan yang dihadapi, serta hasil strategi politik (internal dan eksternal) yang telah dilaksanakan oleh DPD I Partai Golkar Jabar dalam pemenangan Pilgub Jabar 2018. Desain penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif, dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan strategi politik dilakukan melalui pendekatan analisis SWOT; 2) Pelaksanaannya melalui pemantapan kelembagaan dan merawat ketokohan Partai Golkar (internal), membangun koalisi dengan Partai Demokrat, serta kampanye dan marketing politik (eksternal); 3) Hambatan yang dihadapi dalam pemenangan terkait citra negatif dan inkonsistensi penetapan Cagub-Cawagub dari Partai Golkar; 4) Hasilnya menunjukkan bahwa koalisi Partai Golkar-Demokrat menduduki posisi ke-3. Inkonsistensi penetapan Cagub-Cawagub, kurangnya kemantapan mesin partai, pragmatisme politik dalam membangun koalisi, kurangnya sinergisitas komposisi Cagub-Cawagub, kurang luasnya basis dukungan relawan, konstituen, dan keunggulan lebih yang melekat pada kompetitor menjadi penyebab kekalahan pasangan ini. The problem is based on Golkar Party's defeat in Pilgub Jabar for 2 periods (since 2008). Welcoming 2018, Golkar tries its luck once more, putting forth Dedi Mulyadi as a potential representation for the party. The candidate experienced fluctuation of internal support concerning his advancing for the 2018 Pilgub Jabar. Naturally, victory is the political goal. The Golkar Party had formulated a political strategy to use to achieve that goal. Based on the matter, the researcher is interested to investigate Golkar's political strategy in 2018. Research is done to comprehend the planning, execution, problems faced, and results of political strategy (internal and external) that was done by DPD I Golkar Party West Java Province in order to achieve victory in Pilgub Jabar 2018. The research is done using a qualitative approach with a descriptive study, with data collection through interview, observation, and documentation study. The results of research show that: 1) Planning of political strategy is done using SWOT analysis approach; 2) The execution is done by institutional stabilization and nurturing Golkar's character (internally), building coalliance with the Demokrat party, and campaign and political marketing (external); 3) The problems faced emerged from the party's negative image and inconsistency in establishing Cagub-Cawagub from Golkar; 4) Results show that the Demokrat-Golkar coalition holds 3rd position. Inconsistency in establishing Cagub-Cawagub, lack of stability of party machines, political pragmatism in building coalitions, lack of synergy in the composition of Cagub-Cawagub, lack of broad base of support for volunteers, constituents, and advantage on competitors to cause of this pair's defeat.