PENUMBALAN RONGGENG NYI SADEA SEBAGAI SYARAT PEMBANGUNAN TEROWONGAN LAMPEGAN (1879-1882) DALAM LEGENDA ALAM GAIB RONGGENG NYI SADEA DI CIANJUR

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kepercayaan tradisional yang mengakar kuat di masyarakat mengenai syarat tumbal untuk pendirian suatu bangunan. Kepercayaan mengenai tumbal tidak hanya terdapat di Indonesia, bahkan masyarakat di belahan dunia lain pun mengamininya. Akibat adanya t...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Heni Endriyani, - (Author)
Format: Book
Published: 2020-08-27.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kepercayaan tradisional yang mengakar kuat di masyarakat mengenai syarat tumbal untuk pendirian suatu bangunan. Kepercayaan mengenai tumbal tidak hanya terdapat di Indonesia, bahkan masyarakat di belahan dunia lain pun mengamininya. Akibat adanya tradisi penumbalan untuk bangunan itu, akhirnya sering hadir cerita mistik mengenai bangunan tersebut. Narasi kemistikannya tidak jarang diikuti dengan cerita hantu penunggunya. Penggambaran hantu yang menjadi penunggu tempat tertentu karena ditumbalkan dapat terepresentasi dalam legenda alam gaib Ronggeng Nyi Sadea di Cianjur. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengungkap penumbalan Ronggeng Nyi Sadea sebagai syarat pembangunan Terowongan Lampegan yang digambarkan dalam struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, proses pewarisan, fungsi, dan makna legenda alam gaib Ronggeng Nyi Sadea. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan folklor modern. Pertisipan dalam penelitian ini ialah Ujang Solehudin, Kowi Sodikin, dan Apih Endun. Tempat penelitiannya ialah di kampung-kampung sekitar Terowongan Lampegan, yakni di Kampung Lampegan Pintu, Kampung Kaler Lampegan, dan Kampung Gala, Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Temuan dari penelitian ini adalah: (1) penumbalan Ronggeng Nyi Sadea sebagai tumbal untuk syarat pembangunan Terowongan Lampegan ditunjukkan melalui analisis struktur; (2) proses pewarisan terjadi secara vertikal dan horizontal; (3) proses penciptaan terjadi secara terstruktur dan spontan; (4) konteks penuturan dalam kebudayaan masyarakat Kampung Lampegan berdasarkan latar sosial-budaya; (5) fungsi yang terdapat dalam legenda Ronggeng Nyi Sadea adalah sebagai fungsi pengesah kebudayaan, sebagai alat pemaksa berlakunya norma dan alat pengendali sosial, fungsi pendidikan, dan fungsi hiburan; (6) makna yang terdapat dalam legenda alam gaib Ronggeng Nyi Sadea adalah mitos dibutuhkannya tumbal manusia untuk mendirikan suatu bangunan, ketidakberdayaan Ronggeng Nyi Sadea sebagai perempuan, dan dibutuhkan upacara ritual untuk mengusir arwah. Kata kunci: Terowongan Lampegan, Ronggeng Nyi Sadea, legenda alam gaib. ABSTRACT This research is motivated by the existence of traditional beliefs that are firmly rooted in the community regarding sacrificial requirements for the construction of a building. Belief in sacrifice is not only found in Indonesia, even people in other parts of the world also approve it. As a result of the tradition of filling for the building, finally often present mystical stories about the building. The narrative of his mysticism is not infrequently followed by the story of his waiting ghost. The depiction of a ghost who became a watchman for a particular place because it was overlayed can be represented in the supernatural legend of Ronggeng Nyi Sadea in Cianjur. The purpose of this research is to reveal Ronggeng Nyi Sadea's sacrifice as a requisite for the construction of the Lampegan Tunnel which is described in the structure, creation process, narrative context, inheritance process, function, and meaning of Ronggeng Nyi Sadea's supernatural legend. This research is a qualitative study using a modern folklore approach. Participants in this research were Ujang Solehudin, Kowi Sodikin, and Apih Endun. The place of research is in the villages around the Lampegan Tunnel, namely in the Lampegan Pintu Village, the Lampegan Kaler Village, and the Gala Village, Cibokor Village, Cibeber District, Cianjur Regency. The findings of this research are: (1) the sacrifice of Ronggeng Nyi Sadea as a requisite for the construction of the Lampegan Tunnel is shown through structural analysis; (2) the process of inheritance occurs vertically and horizontally; (3) the process of creation takes place in a structured and spontaneous way; (4) the context of the narrative in the culture of the community of Lampegan Village based on the socio-cultural background; (5) the function contained in the Ronggeng Nyi Sadea legend is as a function of cultural validators, as a means of enforcing the norms and tools of social control, educational functions, and entertainment functions; (6) the meaning contained in the legend of the supernatural Ronggeng Nyi Sadea is the myth of the need for human sacrifices to erect a building, Ronggeng Nyi Sadea's powerlessness as a woman, and the ritual ceremonies needed to expel spirits. Keyword: Lampegan Tunnel, Ronggeng Nyi Sadea, Supernatural Legend.
Item Description:http://repository.upi.edu/53124/1/S_BSI_1607736_Title.pdf
http://repository.upi.edu/53124/2/S_BSI_1607736_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/53124/3/S_BSI_1607736_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/53124/4/S_BSI_1607736_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/53124/5/S_BSI_1607736_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/53124/6/S_BSI_1607736_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/53124/7/S_BSI_1607736_Appendix.pdf