KAJIAN WACANA RUBRIK POJOK KORAN DAN SISTEMATIK PENYAJIANNYA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH TATA WACANA BAHASA INDONESIA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA : Sebuah Studi Deskriptif-Analis

• Main Author: Solehun, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2002-10-01.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/54814/1/T_BIND_009689_Table_of_Content.pdf; http://repository.upi.edu/54814/2/T_BIND_009689_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/54814/3/T_BIND_009689_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/54814/4/T_BIND_009689_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/54814/5/T_BIND_009689_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/54814/6/T_BIND_009689_Bibliography.pdf; http://repository.upi.edu/54814/7/T_BIND_009689_Appendix.pdf
• Keywords: L Education (General); P Philology. Linguistics; Z665 Library Science. Information Science

Penelitian tentang kajian wacana rubrik pojok koran ini bertujuan untuk menemukan karakteristik wacana pojok koran ditinjau dari segi struktur wacana, ciri kepaduan wacana, dan tindak tuturnya, serta menyediakan sistematik penyajiannya sebagai bahan ajar dalam mata kuliah Tata Wacana Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Populasi penelitiannya adalah rubrik pojok koran nasional, khususnya rubrik pojok Kompas, Republika, dan Pikiran Rakyat yang terbit pada Nopember dan Desember 2001. Sementara itu, sampel penelitiannya berupa 60 wacana rubrik pojok koran yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian [purposive sampling). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa wacana rubrik pojok koran merupakan wacana yang berstruktur tubuh tidak lengkap atau hanya tersegmentasi atas margin inti, yang di dalamnya terdapat mekanisme pergantian tuturan berpola pernyataan-sahutan (93,3%, yang terdiri atas sahutan komentar 83,3%, sahutan pembenaran 8,3%, dan sahutan penolakan 1,7%) dan pemyataan-pertanyaan (6,7%). Referensi, elipsis, presuposisi, dan implikatur merupakan sarana yang mencirikan kepaduan wacana rubrik pojok koran. Jenis referensi yang paling sering digunakan adalah endofora (40,7%), lalu urutan berikutnya adalah eksofora (35,9%), demonstratif (14,5%), komparatif (6,9%), dan personal (2,1%). Elipsis yang ditemukan dalam wacana ini meliputi elipsis kata (48%), frase (38,7%), klausa (10,7%), dan kalimat (2,7%). Berkenaan dengan penggunaan presuposisinya, wacana ini lebih sering menggunakan presuposisi yang bersifat semantis (98,3%) daripada pragmatis (1,7%), dengan keragaman isinya yang meliputi tema politik (28,3%), sosial budaya (25%), ekonomi (16,7%), hukum (16,7%), dan pendidikan (13,3%). Selanjutnya, implikatur yang mendukung kepaduan wacana ini diwujudkan dengan pemakaian maksim kualitas (43,3%), cara (28,3%), kuantitas (15%), dan relasi (13,3%). Tindak tutur dalam wacana pojok koran, berdasarkan jenisnya, meliputi tindak tutur representatif (45%), direktif (31,7%), ekspresif (11,7%), deklaratif (8,3%), dan komisif (3,3%). Berdasarkan sifat hubungannya, hanya tindak tutur lokusi yang digunakan dalam wacana ini. Sementara itu, berdasarkan hakikat pemakaiannya, tindak tutur yang digunakan adalah tindak tutur tidak menghiraukan (50%, yang terdiri atas tidak menghiraukan secara sengaja 5% dan tidak menghiraukan secara tidak sengaja 45% ), sopan-santun (38,3%), dan penghormatan (11,7%). Karakteristik wacana rubrik pojok koran menjadi dasar bagi sistematik penyajiannya sebagai bahan ajar dalam mata kuliah Tata Wacana Bahasa Indonesia. Materi Kajian Wacana Rubrik Pojok Koran meliputi 1) pengertian wacana rubrik pojok koran, 2) rubrik pojok koran ditinjau dari segi jenis wacananya, 3) struktur wacana rubrik pojok koran (struktur tubuh dan mekanisme pergantian), 4) ciri kepaduan wacana rubrik pojok koran (referensi, elipsis, presuposisi, dan implikatur), dan 5) tindak tutur dalam wacana rubrik pojok koran.