PENGALAMAN BERINOVASI GURU SMA DALAM PENGAJARAN BAHASA INDONESIA : Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Implementasi Inovasi Pragmatik Pada SMA Di Kota manado Di Bitung Serta Kabupaten Minahasa

• Main Author: Agus Gerrad Senduk, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2005-07-23.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/55722/1/D_BIND_Agus_Gerrad_Senduk_table_of_content.pdf; http://repository.upi.edu/55722/2/D_BIND_Agus_Gerrad_Senduk_chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/55722/3/D_BIND_Agus_Gerrad_Senduk_chapter2a.pdf; http://repository.upi.edu/55722/4/D_BIND_Agus_Gerrad_Senduk_chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/55722/5/D_BIND_Agus_Gerrad_Senduk_chapter4a.pdf; http://repository.upi.edu/55722/6/D_BIND_Agus_Gerrad_Senduk_chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/55722/7/D_BIND_Agus_Gerrad_Senduk_bibliography.pdf; http://repository.upi.edu/55722/8/D_BIND_Agus_Gerrad_Senduk_appendixb.pdf
• Keywords: L Education (General)

Penelitian ini berusaha menjajagi pemahaman/penguasaan guru bahasa Indonesia mengenai inovasi pragmatik dan pengajarannya, pandangan mereka tentang konsep inovasi pragmatik dan pengajarannya dalam kurikulum, dan implementasi pengajarannya di kelas. Diteliti pula bagaimana prilaku, kesediaan, dan komitmen mereka dalam menerima dan mengimplementasikan pragmatik sebagai salah satu konsep inovasi dalam pengajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Manado dan Bitung serta Kabupaten Minahasa, dengan SMA sebagai objek dan sumber data penelitian. Sumber data langsung adalah guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA yang diwawancarai dan diobservasi. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan: tahap orientasi, eksplorasi, dan member check. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data kualitatif dilakukan selama penelitian berlangsung. Teori yang digunakan adalah berbagai inovasi pendekatan yang ada dalam pengajaran bahasa Indonesia selama ini (struktural, pragmatik, komunikatif, dan kontekstual). Teori tentang pragmatik dan pengajarannya tidak dapat dilepaskan dari berbagai pendekatan lain yang ada dalam pengajaran bahasa Indonesia selama ini. Kesadaran, sikap, kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan antisipatif, tekad baru dan kerja keras tentang penerimaan dan implementasi inovasi pragmatik masih rendah atau kurang. Nilai dan esensinya belum menjadi milik instrinsik sebagai akibat dari penerimaan inovasi secara instruktif, formalisitik, sentralistik, unifonnistik, dan birokratik. Inovasi pragmatik diterima tidak sebagai sesuatu yang utuh, belum lengkap atau belum selesai dan hanya diperkenalkan sebagai suatu "jawaban" saja. Kurikulum (GBPP) masih disudutkan sebagai pedoman belajar mengajar yang tidak lengkap dan tidak kuat. Penggarisan tentang apa dan bagaimana pragmatik itu dan karakteristiknya harus disebutkan sebagai unsur-unsur kurikulum (GBPP) yang masih lemah atau belum kondusif. Unsur-unsur sistem pengajarannya umumnya dipahami benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengajaran bahasa dengan pendekatan pragmatik. Pengelolaan pengajaran pragmatik dalam arti pengelolaan urusan PBM di kelas yang melibatkan nilai-nilai pedagogis, didaktik, dan metodik masih belum teijangkau dan tersentuh secara intensif dan profesional. Dalam mengimplementasikan inovasi mereka menunjukkan prilaku-prilaku yang positif dan tidak positif. Diperlukan adanya perhatian serius oleh berbagai pihak yang terlibat langsung dengan deskripsi tentang suatu konsep inovasi, peningkatan kemampuan profesional guru, bahan ajar dan buku teks, fungsi dan peranan siswa, prosedur PBM pragmatik, metode pengajaran pragmatik, evaluasi dan media, pragmatik dan bahasa Indonesia baku, serta pragmatik dan bahasa daerah.