TARI RATU TOPENG CIKAREO KARYA R. ENGKAM KAMDIAH
Gaya berdasarkan letak geografis ini menjadikan Jawa Barat memiliki tiga wilayah sub etnik, yaitu gaya Priangan, gaya Cirebon dan gaya Kaléran. Tari Ratu Topeng Cikareo merupakan tarian yang diciptakan oleh R. Engkam Kamdiah tahun 2015 dan menjadi karya tarinya yang kesembilan, tarian ini hidup di...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2020-08-06.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
MARC
LEADER | 00000 am a22000003u 4500 | ||
---|---|---|---|
001 | repoupi_56429 | ||
042 | |a dc | ||
100 | 1 | 0 | |a Gilang Adha Niswatusyakinah, - |e author |
245 | 0 | 0 | |a TARI RATU TOPENG CIKAREO KARYA R. ENGKAM KAMDIAH |
260 | |c 2020-08-06. | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/56429/1/S_STR_1607733_Title.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/56429/2/S_STR_1607733_Chapter1.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/56429/3/S_STR_1607733_Chapter2.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/56429/4/S_STR_1607733_Chapter3.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/56429/5/S_STR_1607733_Chapter4.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/56429/6/S_STR_1607733_Chapter5.pdf | ||
500 | |a http://repository.upi.edu/56429/7/S_STR_1607733_Appendix.pdf | ||
520 | |a Gaya berdasarkan letak geografis ini menjadikan Jawa Barat memiliki tiga wilayah sub etnik, yaitu gaya Priangan, gaya Cirebon dan gaya Kaléran. Tari Ratu Topeng Cikareo merupakan tarian yang diciptakan oleh R. Engkam Kamdiah tahun 2015 dan menjadi karya tarinya yang kesembilan, tarian ini hidup di gaya tari tradisi Priangan tetapi tidak pernah muncul ke permukaan akibat adanya suatu pengiblatan gaya yang lebih menonjol di Priangan. Hal ini yang menyebabkan tari-tarian diluar daerah Bandung, Sumedang, dan Garut khususnya Kota Sukabumi tidak pernah muncul ke permukaan. Penyebab lainnya adalah kurangnya rasa memiliki masyarakat Kota Sukabumi terhadap kesenian-kesenian khususnya seni tari, sehingga banyak tarian yang tidak diketahui oleh masyarakat itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengupas lebih dalam secara deskriptif mengenai ide penciptaan, koreografi, serta rias dan busana yang digunakan pada tari Ratu Topeng Cikareo. Disamping itu, penelitian ini menjadi peluang bagi peneliti untuk memperkenalkan tari Ratu Topeng Cikareo kepada masyarakat luas. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif secara deskriptif dan menggunakan pisau bedah Etnokoreologi untuk mengupas permasalahan yang di angkat oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa Tari Ratu Topeng Cikareo mengambil ide garapan dari mitos yang beredar dari mulut ke mulut masyarakat sekitar, koreografi yang digunakan tidak memiliki motif gerak yang rumit dan beberapa gerak dilakukan secara berulang-ulang, dan untuk rias dan busana yang digunakan adalah rias korektif dengan busana membedakan tokoh dan penari pengiring sebagai fokus utamanya. Kata kunci: Tari Ratu Topeng Cikareo, R. Engkam Kamdiah Style based on geographical location makes West java has three sub-ethnics areas, the first is the Priangan style, the Cirebon style, and the Kaléran style. Ratu Topeng Cikareo dance is a dance created by R. Engkam Kamdiah in 2015 and became her ninth dance work, this dance lives in the style of the Priangan traditional dance style but has never come to the surface due to a blast of a more prominent style in Priangan. This is the reason why dances outside of Bandung, Sumedang and Garut especially in the City of Sukabumi never surface. Another cause is the lack of ownership of the people of Sukabumi City towards the arts especially dance, so that many dances are not known by the community itself. The purpose of this study is to explore descriptively about the ideas of creation, choreography, and make-up and clothing used in the Ratu Topeng Cikareo dance. Besides that, this researchers to introduce the Ratu Topeng Cikareo dance to the wider community. As for the approach and uses an ethnochoreological scalpel to explore the issues raised by researchers. Data collection is carried out through observation, interviews, literature studies, and documentation studies. The results of this study revealed tha the Ratu Topeng Cikareo dance took ideas from myths circulating around the community's mouth-to-mouth, the choreography that was used did not have complicated motive motions and some movements were carried out repatedly, and for the make up and clothing used were corrective dressing with clothing distinguishes figures and accompanist dancers as its main focus. Keywords: Ratu Topeng Cikareo dance , R. Engkam Kamdiah | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
546 | |a en | ||
690 | |a L Education (General) | ||
690 | |a N Visual arts (General) For photography, see TR | ||
655 | 7 | |a Thesis |2 local | |
655 | 7 | |a NonPeerReviewed |2 local | |
787 | 0 | |n http://repository.upi.edu/56429/ | |
787 | 0 | |n http://repository.upi.edu | |
856 | |u https://repository.upi.edu/56429 |z Link Metadata |